(Fasal) menjelaskan hukum-hukum nafkah kerabat.
|
(فَصْلٌ)
فِيْ أَحْكَامِ نَفَقَةِ الْأَقَارِبِ
|
Di dalam sebagian redaksi matan fasal ini diakhirkan dari fasal setelahnya.
|
وَفِيْ بَعْضِ نُسَخِ الْمَتْنِ تَأْخِيْرُ هَذَا الْفَصْلِ
عَنِ الَّذِيْ بَعْدَهُ
|
Lafadz “an nafaqah” itu diambil dari lafadz “al
infaq”, dan artinya adalah mengeluarkan. Lafadz “infaq” tidak digunakan
kecuali di dalam kebaikan.
|
وَالنَّفَقَةُ مَأْخُوْذَةٌ مِنَ الْإِنْفَاقِ وَهُوَ
الْإِخْرَاجُ وَلَا يُسْتَعْمَلُ إِلَّا فِيْ الْخَيْرِ
|
Sebab-Sebab
Nafaqah
Nafaqah memiliki tiga sebab, kerabat, milku yamin, dan ikatan suami istri.
|
وَلِلنَّفَقَةِ أَسْبَابٌ ثَلَاثَةٌ الْقَرَابَةُ وَمِلْكُ
الْيَمِيْنِ وَالزَّوْجِيَّةُ
|
Mushannif menjelaskan sebab yang pertama di dalam
perkataan beliau,
|
وَذَكَرَ الْمُصَنِّفُ السَّبَبَ الْأَوَّلَ فِيْ قَوْلِهِ
|
Nafkah
Orang Tua dan Anak
Nafaqah orang tua dan anak dari jalur keluarga
wajib diberikan pada para anak dan orang tua.
|
(وَنَفَقَةُ
الْعَمُوْدَيْنِ مِنَ الْأَهْلِ وَاجِبَةٌ لِلْوَالِدِيْنَ وَالْمَوْلُوْدِيْنَ)
|
Maksudnya nafaqah orang tua yang laki-laki atau
perempuan, satu agama atau berbeda agama wajib diberikan oleh anak-anaknya.
|
أَيْ ذُكُوْرًا كَانُوْا أَوْ إِنَاثًا اِتَّفَقُوْا
فِيْ الدِّيْنِ أَوِاخْتَلَفُوْا فِيْهِ وَاجِبَةٌ عَلَى أَوْلَادِهِمْ.
|
Adapun para orang tua walaupun hingga ke atas,
maka wajib diberi nafaqah dengan dua syarat.
|
(فَأَمَّا
الْوَالِدُوْنَ) وَإِنْ عَلَوْا (فَتَجِبُ نَفَقَتُهُمْ بِشَرْطَيْنِ
|
Mereka faqir, yaitu tidak memiliki harta atau
tidak mampu bekerja dan lumpu, atau faqir dan gila.
|
الْفَقْرِ) لَهُمْ وَهُوَ عَدَمُ قُدْرَتِهِمْ عَلَى
مَالٍ أَوْ كَسْبٍ (وَالزَّمَانَةِ أَوِ الْفَقْرِ وَ الْجُنُوْنِ)
|
Az zamanah adalah bentuk kalimat masdar dari rangkaian “zamuna ar rajulu zamanatan (lelaki yang
benar-benar lumpuh) ketika ia memiliki penyakit”.
|
وَ الزَّمَانَةُ هِيَ مَصْدَرٌ زَمُنَ الرَّجُلُ زَمَانَةً
إِذَا حَصُلَ لَهُ آفَةٌ
|
Sehingga, jika mereka memiliki harta atau mampu
bekerja, maka tidak wajib diberi nafaqah.
|
فَإِنْ قَدَرُوْا عَلَى مَالٍ أَوْ كَسْبٍ لَمْ تَجِبْ
نَفَقَتُهُمْ
|
Adapun para anak walaupun hingga ke bawah, maka
nafaqah mereka diwajibkan kepada para orang tua dengan tiga syarat :
|
(وَأَمَّا
الْمَوْلُوْدُوْنَ) وَإِنْ سَفَلُوْا (فَتَجِبُ نَفَقُتُهُمْ) عَلَى الْوَالِدِيْنَ
(بِثَلَاثَةِ شَرَائِطَ)
|
Salah satunya adalah fakir dan masih kecil.
Sehingga anak yang kaya dan sudah besar, maka tidak wajib diberi nafaqah.
|
أَحَدُهَا (الْفَقْرُ وَالصِّغَرُ) فَالْغَنِيُّ الْكَبِيْرُ
لَا تَجِبُ نَفَقَتُهُ
|
Atau faqir dan lumpuh. Sehingga anak yang kaya
dan kuat, maka tidak wajib diberi nafaqah.
|
(أَوِ
الْفَقْرُ وَالزُّمَانَةُ) فَالْغَنِيُّ الْقَوِيُّ لَا تَجِبُ نَفَقَتُهُ
|
Atau faqir dan gila. Sehingga anak yang kaya dan
mempunyai akal, maka tidak wajib diberi nafaqah.
|
(أَوِ
الْفَقْرُ وَالْجُنُوْنُ) فَالْغَنِيُّ الْعَاقِلُ لَا تَجِبُ نَفَقَتُهُ
|
Nafkah
Budak dan Binatang Ternak
Mushannif menyebutkan sebab yang kedua di dalam
perkataan beliau, “memberi nafaqah kepada budak dan binatang ternak hukumnya
wajib.”
|
وَذَكَرَ الْمُصَنِّفُ السَّبَبَ الثَّانِيَ فِيْ قَوْلِهِ
(وَنَفَقَةُ الرَّقِيْقِ وَالْبَهَائِمِ وَاجِبَةٌ)
|
Sehingga, barang siapa memiliki budak, baik budak
laki-laki, perempuan, mudabbar, ummu walad atau memiliki binatang ternak,
maka wajib baginya untuk memberi nafaqah pada mereka.
|
فَمَنْ مَلِكَ رَقِيْقًا عَبْدًا أَوْ أَمَّةً أَوْ مُدَبَّرًا
أَوْ أُمِّ وَلَدٍ أَوْ بَهِيْمَةً وَجَبَ عَلَيْهِ نَفَقَتُهُ
|
Sehingga wajib baginya memberi makan budaknya
dengan makanan pokok penduduk setempat dan lauk pauk yang biasa mereka
konsumsi dengan kadar kecukupan. Dan wajib memberi pakaian sesuai dengan
pakaian penduduk daerah setempat.
|
فَيُطْعِمُ رَقِيْقَهُ مِنْ غَالِبِ قُوْتِ أَهْلِ الْبَلَدِ
وَمِنْ غَالِبِ أُدُمِهِمْ بِقَدْرِ الْكِفَايَةِ وَيَكْسُوْهُ مِنْ غَالِبِ كِسْوَتِهِمْ
|
Di dalam memberi pakaian terhadap budak, tidak
cukup memberi pakaian yang hanya menutupi aurat saja.
|
وَلَا يَكْفِيْ فِيْ كِسْوَةِ رَقِيْقِهِ سَتْرُ الْعَوْرَةِ
فَقَطْ
|
Budak dan binatang ternak tidak boleh dipaksa
melakukan pekerjaan yang tidak mampu mereka lakukan.
|
(وَلَا يُكَلَّفُوْنَ مِنَ الْعَمَلِ مَا لَا يُطِيْقُوْنَ)
|
Ketika majikan mempekerjakan budaknya di siang
hari, maka wajib mengistirahatkan di malam hari. Dan ketika musim kemarau,
wajib mengistirahatkan di waktu qailulah
(tengah hari).
|
فَإِذَا اسْتَعْمَلَ الْمَالِكُ رَقِيْقَهُ نَهَارًا
أَرَاحَهُ لَيْلًا وَعَكْسَهُ وَيُرِيْحُهُ صَيْفًا وَقْتَ الْقَيْلُوْلَةِ
|
Majikan juga tidak boleh memaksa binatang
ternaknya memuat barang yang tidak mampu dimuat oleh binatang tersebut.
|
وَلَا يُكَلِّفُ دَابَّتَهُ أَيْضًا مَا لَا تُطِيْقُ
حَمْلَهُ
|
Nafkah
Istri
Mushannif menyebutkan sebab yang ketiga di dalam
perkataan beliau,
|
وَذَكَرَ الْمُصَنِّفُ السَّبَبَ الثَّالِثَ فِيْ قَوْلِهِ.
|
Nafaqah untuk seorang istri yang telah
memasrahkan dirinya hukumnya wajib bagi seorang suami.
|
(وَنَفَقَةُ
الزَّوْجَةِ الْمُمَكِّنَةِ مِنْ نَفْسِهَا وَاجِبَةٌ) عَلَى الزَّوْجِ
|
Karena nafaqah untuk istri itu berbeda-beda
sesuai dengan keadaan sang suami, maka mushannif menjelaskannya di dalam
perkataan beliau,
|
وَلَمَا اخْتَلَفَتْ نَفَقَةُ الزَّوْجَةِ بِحَسَبِ حَالِ
الزَّوْجِ بَيَّنَ الْمُصَنِّفُ ذَلِكَ فِيْ قَوْلِهِ
|
Nafaqah untuk istri itu dikira-kirakan. Sehingga,
jika sang suami adalah orang kaya, kayanya sang suami dipertimbangkan saat
terbitnya fajar setiap hari, maka wajib memberikan nafaqah bahan makanan
sebanyak dua mud yang wajib ia berikan setiap hari hingga malam harinya
kepada istrinya, baik beragama islam atau kafir dzimmi, merdeka ataupun
budak.
|
(وَهِيَ
مُقَدَّرَةٌ فَإِنْ) وَفِيْ بَعْضِ النُّسَخِ إِنْ (كَانَ الزَّوْجُ مُوْسِرًا) وَيُعْتَبَرُ
يَسَارُهُ بِطُلُوْعِ فَجْرِ كُلِّ يَوْمٍ (فَمُدَّانِ) مِنْ طَعَامٍ وَاجِبَانِ
عَلَيْهِ كُلَّ يَوْمٍ مَعَ لَيْلَتِهِ الْمُتَأَخِّرَةِ عَنْهُ لِزَوْجَتِهِ مُسْلِمَةً
كَانَتْ أَوْ ذِمِّيَّةً حُرَّةً كَانَتْ أَوْ رَقِيْقَةً
|
Dua mud tersebut diambilkan dari makanan pokok
sang istri.
|
وَالْمُدَّانِ (مِنْ غَالِبِ قُوْتِهَا)
|
Yang dikehendaki adalah makanan pokok daerah setempat,
baik gandum putih, gandum merah, atau selainnya hingga susu kental bagi
penduduk pedalaman yang menjadikannya sebagai makanan pokok.
|
وَالْمُرَادُ غَالِبُ قُوْتِ الْبَلَدِ مِنْ حِنْطَةٍ
أَوْ شَعِيْرٍ أَوْ غَيْرِهِمَا حَتَّى الْأَقِطِّ فِيْ أَهْلِ بَادِيَّةٍ يَقْتَاتُوْنَهُ.
|
Dan wajib memberikan lauk pauk dan pakainya yang
biasa terlaku kepada sang istri.
|
(وَيَجِبُ)
لِلزَّوْجَةِ (مِنَ الْأُدُمِ وَالْكِسْوَةِ مَا جَرَتْ بِهِ الْعَادَةُ) فِيْ كُلٍّ
مِنْهُمَا
|
Sehingga, jika daerah setempat biasa memakai lauk
pauk dengan miyak zait, miyak wijen, mentega dan sesamanya, maka kebiasaan
tersebut diikuti.
|
فَإِنْ جَرَتْ عَادَةُ الْبَلَدِ فِيْ الْأُدُمِ بِزِيْتٍ
وَشَيْرَجٍ وَجُبْنٍ وَنَحْوِهَا اُتُّبِعَتِ الْعَادَةُ فِيْ ذَلِكَ
|
Jika di daerah setempat tidak ada lauk pauk yang
dominan, maka wajib memberikan lauk pauk yang layak dengan keadaan sang
suami.
|
وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْ الْبَلَدِ أُدُمٌ غَالِبٌ فَيَجِبُ اللَّائِقُ بِحَالِ الزَّوْجِ
|
Lauk pauk berbeda-beda dengan
berbeda-bedanya musim.
|
وَيَخْتَلِفُ الْأُدُمُ بِاخْتِلَافِ الْفُصُوْلِ
|
Sehingga di setiap musim wajib memberikan lauk
pauk yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat pasa saat itu.
|
فَيَجِبُ فِيْ كُلِّ فَصْلٍ مَا جَرَتْ بِهِ عَادَةُ
النَّاسِ فِيْهِ مِنَ الْأُدُمِ
|
Istri juga wajib diberi daging yang sesuai dengan
keadaan suaminya.
|
وَيَجِبُ لِلزَّوْجَةِ أَيْضًا لَحْمٌ يَلِيْقُ بِحَالِ
زَوْجِهَا
|
Jika kebiasaan daerah setempat dalam urusan
pakaian bagi orang sekelas sang suami adalah dengan bahan katun atau sutra,
maka wajib untuk memberikan pakaian dengan bahan tersebut pada sang istri.
|
وَإِنْ جَرَتْ عَادَةُ الْبَلَدِ فِيْ الْكِسْوَةِ لِمِثْلِ
الزَّوْجِ بِكَتَّانٍ أَوْ حَرِيْرٍ وَجَبَ
|
Jika sang suami adalah orang miskin, ukuran
miskinnya dipertimbangkan saat terbitnya fajar setiap harinya, maka wajib
memberikan makanan satu mud.
|
(وَإِنْ
كَانَ) الزَّوْجُ (مُعْسِرًا) وَيُعْتَبَرُ إِعْسَارُهُ بِطُلُوْعِ فَجْرِ كُلِّ
يَوْمٍ (فَمُدٌّ)
|
Maksudnya wajib bagi suami memberikan makanan
satu mud dari makanan pokok yang dominan di daerah setempat kepada istrinya
setiap hari hingga malam harinya.
|
أَيْ فَالْوَاجِبُ عَلَيْهِ لِزَوْجَتِهِ مُدُّ طَعَامٍ
(مِنْ غَالِبِ قُوْتِ الْبَلَدِ) كُلَّ يَوْمٍ مَعَ لَيْلَتِهِ الْمُتَأَخِّرَةِ
عَنْهُ
|
Dan memberikan lauk pauk yang biasa dikonsumsi
oleh orang-orang miskin daerah setempat.
|
(وَمَا
يَتَأَدَّمُ الْمُعْسِرُوْنَ) مِمَّا جَرَتْ بِهِ عَادَتُهُمْ مِنَ الْأُدُمِ
|
Dan memberikan pakaian yang biasa digunakan oleh
mereka.
|
(وَيَكْسُوْنَهُ)
مِمَّا جَرَتْ بِهِ عَادَتُهُمْ مِنَ الْكِسْوَةِ
|
Jika sang suami adalah orang yang tengah-tengah,
dan ukuran tengah-tengahnya ini dipertimbangkan saat terbitnya fajar setiap
harinya hingga malam harinya, maka wajib satu mud setengah, maksudnya wajib
bagi sang suami memberikan satu mud setengah dari bahan makanan pokok yang
dominan daerah setempat.
|
(وَإِنْ
كَانَ) الزَّوْجُ (مُتَوَسِّطًا) وَيُعْتَبَرُ تَوَسُّطُهُ بِطُلُوْعِ فَجْرِ كُلِّ
يَوْمٍ مَعَ لَيْلَتِهِ الْمُتَأَخِّرَة ِعَنْهُ (فَمُدٌّ) أَيْ فَالْوَاجِبُ عَلَيْهِ
لِزَوْجَتِهِ مُدٌّ (وَنِصْفٌ) مِنْ طَعَامٍ مِنْ غَالِبِ قُوْتِ الْبَلَدِ
|
Dan wajib memberikan lauk pauk dan pakaian yang
tengah-tengah pada sang istri.
|
(وَ)
يَجِبُ لَهَا (مِنَ الْأُدُم ِ) الْوَسَطُ (وَ) مِنَ (الْكِسْوَةِ الْوَسَطُ)
|
Yang dimaksud dengan tengah-tengah adalah sesuatu
yang berada di antara sesuatu yang wajib bagi suami yang kaya dan yang wajib
bagi suami yang miskin.
|
وَهُوَ مَا بَيْنَ مَا يَجِبُ عَلَى الْمُوْسِرِ وَالْمُعْسِرِ
|
Bagi sang suami wajib memberikan milik berupa
bahan makanan biji-bijian kepada sang istri.
|
وَيَجِبُ عَلَى الزَّوْجِ تَمْلِيْكُ زَوْجَتِهِ الطَّعَامِ
حَبًّا
|
Dan bagi sang suami wajib untuk menggiling dan
membuat roti bahan makanan tersebut.
|
وَعَلَيْهِ طَحْنُهُ وَخَبْزُهُ
|
Sang istri berhak diberi alat makan, minum dan
memasak.
|
وَيَجِبُ لَهَا آلَةُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَطَبْحٍ
|
Sang istri juga berhak mendapatkan tempat tinggal
yang layak baginya secara adat.
|
وَيَجِبُ لَهَا مَسْكَنٌ يَلِيْقُ بِهَا عَادَةً
|
Jika sang istri termasuk orang-orang yang biasa
dilayani, maka bagi suami wajib mencari pembantu untuk sang istri.
|
(وَإِنْ
كَانَتْ مِمَّنْ يُخْدَمُ مِثْلُهَا فَعَلَيْهِ) أَيِ الزَّوْجِ (إِخْدَامُهَا)
|
Baik pembantu wanita merdeka, budak perempuannya,
budak perempuan sewaan, atau dengan memberi nafkah kepada wanita yang
menemani istrinya baik wanita merdeka atau budak karena untuk melayani sang
istri, jika memang sang suami rela dengan wanita tersebut.
|
بِحُرَّةٍ أَوْ أَمَّةٍ لَهُ أَوْ أَمَّةٍ مُسْتَأْجَرَةٍ
أَوْ بِالْإِنْفَاقِ عَلَى مَنْ صَحِبَ الزَّوْجَةَ مِنْ حُرَّةٍ أَوْ أَمَّةٍ لِخِدْمَةٍ
إِنْ رَضِيَ الزَّوْجُ بِهَا.
|
Jika
Suami Gak Mampu Menafkahi
Jika sang suami tidak mampu memberi nafkah sang
istri, maksudnya nafkah di hari-hari yang akan datang, maka bagi sang istri
diperkenankan bersabar atas ketidakmampuan sang suami dan menafkahi dirinya
sendiri dari hartanya sendiri, atau dari hutang dan apa yang ia nafkahkan itu
menjadi tanggungan hutang sang suami.
|
(وَإِنْ
أَعْسَرَ بِنَفَقَتِهَا) أَيِ الْمُسْتَقْبَلَةِ (فَلَهَا) الصَّبْرُ عَلَى إِعْسَارِهِ
وَتُنْفِقُ عَلَى نَفْسِهَا مِنْ مَالِهَا أَوْ تَقْتَرِضُ وَيَصِيْرُ مَا أَنْفَقَتْهُ
دَيْنًا عَلَيْهِ
|
Dan dia juga diperkenankan merusak nikah.
|
وَلَهَا (فَسْخُ النِّكَاحِ)
|
Ketika sang istri merusak nikah, maka terjadilah
perceraian. Dan ini adalah perceraian sebab merusak nikah, bukan perceraian
sebab talak.
|
وَإِذَا فَسَخَتْ حَصَلَتِ الْمُفَارَقَةُ وَهِيَ فُرْقَةُ
فَسْخٍ لَا فُرْقَةُ طَلَاقٍ
|
Sedangkan masalah nafkah hari-hari yang sudah
lewat, maka tidak ada hak bagi sang istri untuk merusak nikah sebab sang
suami tidak mampu memberikannya.
|
أَمَّا النَّفَقَةُ الْمَاضِيَةُ فَلَا فَسْخَ لِلزَّوْجَةِ
بِسَبَبِهَا
|
Begitu juga bagi sang istri berhak merusak nikah
jika suaminya tidak mampu memberikan mas kawin sebelum berhubungan intim.
|
(وَكَذَلِكَ)
لِلزَّوْجَةِ فَسْخُ النِّكَاحِ (إِنْ أَعْسَرَ) زَوْجُهَا (بِالصَّدَاقِ قَبْلَ
الدُّخُوْلِ) بِهَا
|
Baik sebelum akad sang istri sudah tahu bahwa
sang suami tidak mampu memberikannya ataupun tidak.
|
سَوَاءٌ عَلِمَتْ يَسَارَهُ قَبْلَ الْعَقْدِ أَمْ لاَ
|
(Sumber : Kitab Fathul Qorib)
Baca juga artikel kami lainnya : Sejarah Perkembangan Manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar