BAB SYIRKAH

(Fasal) menjelaskan syirkah.

(فَصْلٌ) فِي الشِّرْكَةِ
Syirkah secara bahasa adalah bercampur. Dan secara syara’ adalah tetapnya hak secara umum pada barang satu bagi dua orang atau lebih.
وَهِيَ لُغَةً الْاِخْتِلَاطُ وَشَرْعًا ثُبُوْتُ الْحَقِّ عَلَى جِهَّةِ الشُّيُوْعِ فِيْ شَيْئٍ وَاحِدٍ لِاثْنَيْنِ فَأَكْثَرَ


Syarat Syirkah

Syirkah memiliki lima syarat.

(وَلِلشِّرْكَةِ خَمْسُ شَرَائِطَ:)
Yang pertama, syirkah harus dilakukan dengan uang berupa dirham dan dinar walaupun telah dicampur namun harus tetap berlaku di pasaran.
الأَوَّلُ (أَنْ تَكُوْنَ) الشِّرْكَةُ (عَلَى نَاضٍ) أَيْ نَقْدٍ (مِنَ الدَّرَاهِمِ وَالدَّنَانِيْرِ) وَإِنْ كَانَ مَغْشُوْشَيْنِ وَاسْتَمَرَّ رَوَاجُهُمَا فِي الْبَلَدِ
Tidak sah melakukan akad syirkah dengan tibrin (emas mentah), perhiasan dan saba’ik (emas batangan).

وَلَا تَصِحُّ فِيْ تِبْرٍ وَحُلِيٍّ وَسَبَائِكَ
Syirkah juga bisa dilakukan dengan barang-barang mitsli seperti gandum putih.

وَتَكُوْنُ الشِّرْكَةُ أَيْضًا عَلَى الْمِثْلِيِّ كَالْحِنْطَةِ
Tidak sah dilakukan dengan barang-barang mutaqawwam (yang dikrus dengan uang) seperti barang-barang dagangan berupa pakaian dan sesamanya.

لَا الْمُتَقَوَّمِ كَالْعَرُوْضِ مِنَ الثِّيَابِ وَنَحْوِهَا
Yang kedua, jenis dan macam barang yang disyirkahnya harus sama.

(وَ) الثَّانِيْ (أَنْ يَتَّفِقَا فِي الْجِنْسِ وَالنَّوْعِ)
Sehingga tidak sah melakukan akad syirkah dengan emas dan dirham, uang utuh dengan uang pecah, dan tidak sah gandum putih dengan gandum merah.

فَلَا تَصِحُّ الشِّرْكَةُ فِيْ الذَّهَبِ وَالدَّرَاهِمِ وَلَا فِيْ صَحَاحٍ وَمُكَسَّرَةٍ وَلَا فِيْ حِنْطَةٍ بَيْضَاءَ وَحَمْرَاءَ
Yang ke tiga, keduanya harus mencampur kedua hartanyanya, sekira keduanya tidak berbeda lagi.

(وَ) الثَّالِثُ (أَنْ يَخْلِطَا الْمَالَيْنِ) بِحَيْثُ لَا يَتَمَيَّزَانِ
Yang ke empat adalah masing-masing dari keduanya, maksudnya kedua orang yang melakukan akad syirkah, harus memberi izin pada temannya untuk menjalankan harta syirkah.

(وَ) الرَّابِعُ (أَنْ يَأْذَنَ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا) أَيِ الشَّرِيْكَيْنِ (لِصَاحِبِهِ فِي التَّصَرُّفِ)
Ketika telah diberi izin, maka harus mentasharrufkan dengan cara yang tidak beresiko.

فَإِذَا أَذِنَ لَهُ فِيْهِ تَصَرَّفَ بِلَا ضَرَرٍ
Sehingga masing-masing dari keduanya tidak diperkenankan melakukan akad jual beli dengan cara tempo, dengan selain mata uang daerah setempat dan dengan menanggung kerugian yang terlalu parah.
فَلَا يَبِيْعُ كُلٌّ مِنْهُمَا نَسِيْئَةً وَلَا بِغَيْرِ نَقْدِ الْبَلَدِ وَلَا بِغَبْنٍ فَاحِشٍ
Masing-masing tidak diperkenankan melakukan bepergian dengan membawa harta yang disyirkahnya kecuali dengan izin temannya.

وَلَا يُسَافِرُ بِالْمَالِ الْمُشْتَرَكِ إِلاَّ بِإِذْنٍ
Jika salah satu dari kedua orang yang melakukan akad syirkah melakukan akad yang telah dilarang, maka hukum akad tersebut tidak sah pada bagian temannya.

فَإِنْ فَعَلَ أَحَدُ الشَّرِيْكَيْنِ مَا نُهِيَ عَنْهُ لَمْ يَصِحَّ فِيْ نَصِيْبِ شَرِيْكِهِ
Sedangkan pada bagiannya sendiri terdapat dua pendapat dalam permasalahan “tafriqusshufqah”.

وَفِيْ نَصِيْبِهِ قَوْلَا تَفْرِيْقِ الصُّفْقَةِ
Yang ke lima, laba dan rugi disesuai dengan ukuran kedua hartanya.
(وَ) الْخَامِسُ (أَنْ يَكُوْنَ الرِّبْحُ وَالْخُسْرَانِ عَلَى قَدْرِ الْمَالَيْنِ)

Baik ukuran keduanya sama dalam menjalankan harta yang disyirkahkah ataupun kadarnya berbeda.

سَوَاءٌ تَسَاوَى الشَّرِيْكَانِ فِي الْعَمَلِ فِيْ الْمَالِ الْمُشْتَرَكِ أَوْ تَفَاوَتَا فِيْهِ
Sehingga, jika keduanya mensyaratkan harus sama di dalam laba padahal jumlah hartanya berbeda, atau sebaliknya (berbeda dalam laba, padahal jumlah hartanya sama), maka hukum syirkahnya tidak sah.
فَإِنِ اشْتَرَطَا التَّسَاوِيَ فِيْ الرِّبْحِ مَعَ تَفَاوُتِ الْمَالَيْنِ أَوْ عَكْسَهُ لَمْ يَصِحَّ

Hukum Akad Syirkah

Syirkah adalah akad yang jaiz dari kedua belah pihak.

وَالشِّرْكَةُ عَقْدٌ جَائِزٌ مِنَ الطَّرَفَيْنِ
Dengan demikian, maka bagi masing-masing dari keduanya, maksudnya dua orang yang melakukan akad syirkah, diperkenankan untuk merusak akad kapanpun mereka menghendaki.

(وَ) حِيْنَئِذٍ (لِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا) أَيِ الشَّرِيْكَيْنِ (فَسْخُهَا مَتَى شَاءَ)
Keduanya tercopot dari tasharruf sebab telah merusak akad syirkah.

وَيَنْعَزِلَانِ عَنِ التَّصَرُّفِ بِفَسْخِهَا
Ketika salah satu dari keduanya meninggal dunia, gila, atau epilepsi, maka akad syirkah tersebut menjadi batal.
(وَمَتَى مَاتَ أَحَدُهُمَا) أَوْ جُنَّ أَوْ أُغْمِيَ عَلَيْهِ (بَطَلَتْ) تِلْكَ الشِّرْكَةُ

(Sumber : Kitab Fathul Qorib)

Baca juga artikel kami lainnya :  Sifat Setan - Musuh-Musuh Dan Kawan-Kawan Setan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Dakwah Islam - Artikel Populer