Menyatakan Rasa Cinta Karena Allah Swt

Menyatakan rasa cinta karena Allah Swt yaitu seseorang mencintai saudaranya bukan karena orangnya tapi karena unsur-unsur yang bernilai akhirat yang terdapat padanya. Seperti orang yang mencintai gurunya karena dengan perantara guru, dia bisa mengahasilkan limu dan membenarkan amal. Sedangkan tujuannya dari ilmu dan amal adalah keberuntungan di akhirat. Maka orang seperti ini termasuk dari golongan yang saling mencitai karena Allah.

Begitupula orang yang mencitai muridnya, karena sesungguhnya murid tersebut telah mengumpulkan ilmu darinya, dan dia bisa mendapatkan derajat pengajar dengan perantara muridnya. Maka dia juga merupakan orang yang mencintai karena Allah Saw.

Bahkan ketika ada orang yang mensedekahkan hartanya karena Allah, mengumpulkan para tamu, menyediakan beraneka ragam makanan yang enak pada mereka karena tujuan mendekatkan diri pada Allah Swt, kemudian dia senang kepada juru masak karena kepandaiannya dalam memasak, maka dia juga termasuk dari golongan yang mencintai karena Allah Swt.

Begitu pula orang yang mencintai pengantar zakatnya kepada orang-orang yang berhak, maka sesungguhnya dia mencintai pengantar zakat tersebut karena Allah. Atau orang yang mencintai pembantu yang mencucikan baju, membersihkan rumah dan memasak makanannya , sehingga dia bisa mencurahkan waktu untuk ilmu dan amal, dan tujuan meminta bantuan pelayannya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan ini adalah agar bisa mencurahkan waktu untuk ibadah, maka dia merupakan orang yang mencintai karena Allah Swt.

Atau mencintai orang yang telah memberi nafkah padanya, memberi pakaian, makanan, tempat tinggal dan semua kebutuhan duniawinya, sedangkan tujuannya adalah agar bisa mencurahkan waktu dan tenaga untuk ilmu dan amal yang bisa mendekatkan diri kepada Allah Swt, maka dia termasuk orang yang mencitai karena Allah Swt. Sesungguhnya ada sekelompok orang kaya yang menanggung kebutuhan segolongan ulama’ salaf, maka orang yang di tanggung dan yang menanggung, semuanya adalah golongan orang yang mencintai karena Allah Swt.

Begitu juga seorang laki-laki yang menikahi wanita sholihah agar bisa terjaga dari godaan syetan dan menjaga agamanya, atau agar bisa memiliki anak sholeh, atau dia mencintai istrinya karna sebagai perantara untuk tujuan-tujuan ini, maka diapun termasuk orang yang mencintai karena Allah Swt.

Begitu pula orang yang di dalam hatinya terkumpul cinta kepada Allah Swt dan cinta kepada dunia, seperti orang yang mencintai orang lain yang telah mengajar ilmu padanya, dan mencukupi kebutuhan duniawinya dengan leluasa memberikan harta, maka dia adalah orang yang mencintai karena Allah Swt.

Cinta kepada Allah Swt tidak di syaratkan harus tidak mencintai dunia sama sekali, karena para Nabi As mengajarkan do’a yang mencakup kebaikan dunia dan akhirat, yaitu :

" رَبَّنَا آَتِنَا فِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ الْأَخِرَةِ حَسَنَةً "
“ ya Allah, Tuhanku, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat”

Ada sebagian do’a yang di riwayatkan dari baginda Nabi Muhammad Saw yang berbunyi :

" اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ رَحْمَةً أَنَالُ بِهَا شَرَفَ كَرَامَتِكَ فِيْ الدُّنْيَا وَالْأَخِرَةِ "
“ ya Allah, sesungguhnya hamba memohon kepada-Mu rahmat yang dengannya hamba bisa mendapatkan mulianya kedermawanan-Mu di dunia dan akhirat”

Kemudian ketika rasa cinta kepada Allah Swt semakin kuat, maka akan mendorong untuk saling menyayangi, menolong, dan melindungi diri, harta dan lisan. Ukuran cinta manusia berbeda-beda sesuai dengan  ukuran cinta mereka kepada Allah Azza wa Jalla. Hanya saja seseorang bisa menguji rasa cintanya dengan melihat pada keinginan-keinginan di dalam hati.

Terkadang rasa cinta itu mendominasi ketika di dalam hati tidak ada keinginan selain untuk memenuhi keinginan orang yang di cintai. Dan terkadang rasa cinta itu menghapus sebagian keinginan hati tidak sebagian yang lain, seperti orang yang hanya rela memberikan separuh, sepertiga atau sepersepuluh hartanya kepada orang yang dicintainya.Jumlah harta yang di berikan itu bisa menjadi ukuran rasa cinta di dalam hati. Karena derajat perkara yang di cintai tidak bisa di ketahui kecuali meninggalkan perkara lain yang juga dicintai sebagai bukti rasa cintanya.

Maka seseorang yang mencurahkan seluruh hatinya untuk mencitai sesuatu, maka tidak akan tersisa di dalam hatinya rasa cinta untuk yang lain. Sehingga dia tidak akan menyisakan sesuatu apapun untuk dirinya sendiri, seperti yang di lakukan oleh sahabat Abu Bakar As Shiddiq Ra. Sesungguhnya beliau telah menyerahkan putri yang menjadi pelipur hati dan seluruh hartanya.

Maka dari sini dapat di simpulkan bahwa sesungguhnya setiap orang yang mencitai orang alim, ahli ibadah, atau mencintai seseorang yang mencintai ilmu, ibadah atau kebajikan, maka sesungguhnya dia hanya mencintai karena Allah dan hanya pada-Nya. Dan dia akan mendapatkan pahala atas hal ini sesuai dengan ukuran kekuatan rasa cintanya.
(Sumber : BEKAL DAKWAH AL-GHOZALI jilid 1)

Baca juga artikel kami lainnya :  Sifat Nabi dan Rasul

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Dakwah Islam - Artikel Populer