Menjelaskan Benci dan Marah Karena Allah Swt

Ketahuilah sesungguhnya setiap orang yang mencintai karena Allah Swt, maka pasti dia akan marah dan benci hanya karena Allah Swt. Karena sesungguhnya ketika engkau mencintai seseorang karena dia taat kepada Allah dan menjadi kekasih-Nya, maka ketika orang tersebut durhaka kepada-Nya, maka secara otomatis engkau akan marah dan membencinya, karena dia telah durhaka kepada Allah Swt dan di murkai-Nya. Seseorang yang mencitai karena suatu sebab, maka pasti dia akan marah karena sesuatu yang berlawanan dengan sebab tersebut.

Menampakkan rasa marah dan benci pada seseorang adalah dengan tidak berbicara, berpaling dan menjauh darinya, tidak perduli, meremehkan, dan berbicara kasar. Semua itu tergantung tingkatan kefasikan dan maksiat yang di lakukan. Sedangkan kesalahan yang terjadi atas kecerobohan namun dia menyesali perbuatannya dan tidak melakukannya lagi,  maka yang lebih utama adalah menutupi dan memejamkan mata dari kesalahan tersebut.

Syarat-Syarat Orang Yang Akan Engkau Pilih Menjadi Teman

    Ketauhilah sesungguhnya tidak semua orang layak di jadikan teman. Baginda Nabi Muhammad Saw bersabda,

الْمَرْءُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلْ
 “seseorang akan sesuai dengan agama teman dekatnya. Maka lihatlah orang yang akan kalian jadikan teman.”

    Orang yang akan di jadikan teman harus memiliki sifat dan keadaan yang bisa menyebabkan rasa senang berteman dengannya. Secara global sifat-sifat itu adalah, orang tersebut harus berakal, berakhlak baik, tidak fasiq dan tidak terlalu cinta dunia.

    Akal merupakan modal utama dan menjadi patokan, sehingga tidak ada kebaikan sama sekali berteman dengan orang yang tidak memiliki akal -al ahmaq-. Karena ujung-ujungnya akan mengantarkan pada kegelisahan dan putusnya keharmonisan, walaupun pertemanan itu berjalan cukup lama. Ada yang mengatakan “memutus persahabatan dengan orang yang tidak memiliki akal adalah ibadah kepada Allah Swt.”

    Akhlak baik adalah sesuatu yang harus terpenuhi. Karena tidak ada baiknya berteman dengan orang yang mudah marah, kalah dengan syahwatnya, pelit, penakut dan selalu menuruti hawa nafsu.

    Adapun orang fasiq yang selalu menetapi kefasiqkannya, maka tidak ada faedahnya berteman dengannya. Bahkan melihatnya saja bisa meremehkan maksiat di dalam hati, dan menghilangkan rasa benci dalam hati pada kemaksiatan. Karena sesungguhnya orang yang tidak takut kepada Allah Swt, tidak ada jaminan dia tidak akan merugikan kita, tidak bisa di jamin kejujurannya, bahkan dia akan berubah sesuai dengan maksud dan tujuannya.
Allah Swt berfirman dalam surat Al Kahfi ayat 28 :

Artinya : “ dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas ”.

Allah swt berfirman dalam surat An Najm ayat 29 :

Artinya : “ Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi ”.

Allah Swt berfirman dalam surat Luqman ayat 15 :

Artinya : “ dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku ”.

Pemahaman ayat-ayat di atas menunjukkan larangan untuk berteman dengan orang fasiq.

Alqamah berpesan pada putranya, “wahai anakku, ketika engkau ingin berteman dengan seorang laki-laki, maka bertemanlah dengan orang yang ketika engkau layani maka dia akan menjagamu, ketika engkau temani maka dia menghiasimu, dan ketika engkau tidak memiliki biaya maka, dia memberi biaya padamu. Bertemanlah dengan orang yang ketika engkau mengulurkan tangan dengan kebaikan, maka diapun mengulurkan tangannya. Ketika dia melihat kebaikan darimu, maka dia memperhitungkannya.

Dan ketika melihat kejelekan darimu, maka dia akan menutupinya. Bertemanlah dengan orang yang ketika engkau meminta sesuatu, maka dia akan memberikannya. Ketika engkau diam, maka dia akan memulai pembicaraan. Dan ketika engkau terkena musibah, maka dia akan menghiburmu. Bertemanlah dengan orang yang ketika engkau berbicara, maka dia membenarkan ucapanmu. Ketika engkau mengerjakan sesuatu, maka dia membantu. Dan ketika kalian berdua menginginkan sesuatu yang sama (rebutan), maka dia lebih mendahulukanmu.”

Sahabat Ali Ra berkata dalam sebuah sya`ir,

“sesungguhnya temanmu yang sejati adalah orang yang menyertaimu
Dan orang yang rela menderita demi kemanfaatan bagimu
Dan orang yang ketika cobaan menimpamu
Maka dia akan memisah-misahkan pasukannya demi mengumpulkanmu.”

Imam Abu Sulaiman Ad Daroni rohimahullah berkata, “janganlah berteman kecuali dengan salah satu dari dua laki-laki, yaitu lelaki yang bisa memberi manfaat padamu dalam urusan dunia, atau lelaki yang menambah dan memberikan manfaat padamu dalam urusan akhirat. Sedangkan sibuk berteman dengan selain dua orang ini adalah kebodohan besar.”

Berteman dengan orang yang sangat mencintai dunia adalah racun yang membunuh. Karena watak manusia cenderung ingin menyerupai dan mengikuti orang lain, bahkan watak itu bisa mempengaruhi watak orang lain tanpa di sadari. Maka berteman dengan orang yang sangat mencitai dunia akan menggerakan rasa cinta yang sangat kuat kepada dunia. Dan duduk bersama ahli juhud (menjahui dunia) akan menjauhkan rasa suka duniawi. Oleh sebab itu, makruh berteman dengan orang-orang yang mencari harta dunia, dan dianjurkan untuk menyertai para ulama’ dan ahli hikmah.

Luqman Hakim berkata pada anaknya, “wahai anakku, sertailah para ulama’ dan dekatkan kedua kakimu pada mereka, karena hati akan hidup dengan ilmu hikmah sebagaimana bumi gersang akan subur dengan guyuran air hujan.”
(Sumber : BEKAL DAKWAH AL-GHOZALI jilid 1)

Baca juga artikel kami lainnya :  Sifat Nabi dan Rasul

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Dakwah Islam - Artikel Populer