BAB SHOLAT GERHANA

(Fasal) sholat gerhana matahari dan sholat gerhana rembulan, masing-masing dari keduanya hukumnya adalah sunnah muakkad.

(فَصْلٌ وَصَلَاةُ الْكُسُوْفِ) لِلشَّمْسِ وَصَلَاةُ الْخُسُوْفِ لِلْقَمَرِ كُلٌّ مِنْهُمَا (سُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌ
Jika sholat ini telah ditinggalkan, maka tidak diqadla’, maksudnya tidak disyareatkan untuk mengqadla’nya.

فَإِنْ فَاتَتْ) هَذِهِ الصَّلَاةُ (لَمْ تُقْضَ) أَيْ لَمْ يُشْرَعْ قَضَاؤُهَا
Sunnah melakukan sholat dua rakaat karena gerhana matahari dan gerhana rembulan.

(وَيُصَلِّيْ لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ وَخُسُوْفِ الْقَمَرِ رَكْعَتَيْنِ)
Yaitu melakukan takbiratul ihram dengan niat sholat gerhana. Kemudian setelah membaca doa iftitah dan ta’awudz, membaca surat Al Fatihah, ruku’, kemudian mengangkat kepala dari ruku’, lalu i’tidal, membaca surat Al Fatihah yang kedua, kemudian ruku’ kedua yang lebih cepat daripada ruku’ sebelumnya, lalu i’tidal kedua kemudian sujud dua kali dengan melakukan thuma’ninah di masing-masing dari keduanya. Kemudian melakukan rakaat yang kedua dengan dua kali berdiri, dua kali bacaan Al Fatihah, dua ruku’, dua i’tidal dan dua kali sujud.
يُحْرِمُ بِنِيَّةِ صَلَاةِ الْكُسُوْفِ ثُمَّ بَعْدَ الْاِفْتِتَاحِ وَالتَّعَوُّذِ يَقْرَأُ الْفَاتِحَةَ وَيَرْكَعُ ثُمَّ يَرْفَعُ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوْعِ ثُمَّ يَعْتَدِلُ ثُمَّ يَقْرَأُ الْفَاتِحَةَ ثَانِيًا ثُمَّ يَرْكَعُ ثَانِيًا أَخَفَّ مِنَ الَّذِيْ قَبْلَهُ ثُمَّ يَعْتَدِلُ ثَانِيًا ثُمَّ يَسْجُدُ السَّجْدَتَيْنِ بِطُمَأْنِيْنَةٍ فِي الْكُلِّ ثُمَّ يُصَلِّيْ رَكْعَةً ثَانِيَةً بِقِيَامَيْنِ وَقِرَاءَتَيْنِ وَرُكُوْعَيْنِ وَاعْتِدَالَيْنِ وَسُجُوْدَيْنِ
Dan ini adalah makna dari perkataan mushannif, “di masing-masing rakaat dari kedua rakaat tersebut terdapat dua kali berdiri dengan memanjangkan bacaan di keduanya seperti keterangan yang akan datang.

وَهَذَا مَعْنَى قَوْلِهِ (فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ) مِنْهُمَا (قِيَامَانِ يُطِيْلُ الْقِرَاءَةَ فِيْهِمَا) كَمَا سَيَأْتِيْ
Dan di masing-masing rakaat terdapat dua kali ruku’ dengan memanjangkan bacaan tasbihnya tidak saat melakukan sujud, maka ia tidak memanjangkan bacaan tasbih sujudnya. Ini adalah salah satu dari dua pendapat. Akan tetapi menurut pendapat yang shahih, bahwa sesungguhnya ia dianjurkan memanjangkan bacaan tasbih sujudnya seukuran panjangnya bacaan tasbih ruku’ sebelumnya.
(وَ) فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ (رُكُوْعَانِ يُطِيْلُ التَّسْبِيْحَ فِيْهِمَا دُوْنَ السُّجُوْدِ) فَلَا يُطَوِّلُهُ وَهُوَ أَحَدُ وَجْهَيْنِ لَكِنِ الصَّحِيْحُ أَنَّهُ يُطَوِّلُهُ نَحْوَ الرُّكُوْعِ الَّذِي قَبْلَهُ


Khutbah Gerhana

Setelah sholat gerhana matahari dan rembulan, seorang imam dianjurkan melakukan khutbah dua kali seperti dua khutbah sholat Jum’at di dalam rukun-rukun dan syarat-syaratnya.

(وَيَخْطُبُ) الْإِمَامُ (بَعْدَهُمَا) صَلَاةِ الْكُسُوْفِ وَالْخُسُوْفِ (خُطْبَتَيْنِ) كَخُطْبَتَيِ الْجُمُعَةِ فِيْ الْأَرْكَانِ وَالشُّرُوْطِ
Di dalam kedua khutbahnya, ia mendorong manusia agar bertaubat dari segala dosa-dosa dan melakukan kebaikan berupa sedekah, memerdekakan budak dan sesamanya.
وَيُحِثُّ النَّاسَ فَي الْخُطْبَتَيْنِ عَلَى التَّوْبَةِ مِنَ الذُّنُوْبِ وَعَلَى فِعْلِ الْخَيْرِ مِنْ صَدَقَةٍ وَعِتْقٍ وَنَحْوِ ذَلِكَ
Seorang imam sunnah memelankan bacaannya saat sholat gerhana matahari dan mengeraskan bacaan saat sholat gerhana bulan.

(وَيُسِرُّ) بِالْقِرَاءَةِ (فِيْ كُسُوْفِ الشَّمْسِ وَيَجْهَرُ) باِلْقِرَاءَةِ (فِيْ خُسُوْفِ الْقَمَرِ)
Waktu pelaksanaan sholat gerhana matahari telah habis sebab gerhana telah selesai (matahari kembali seperti semula) dan sebab matahari terbenam dalam keadaan gerhana.

وَتَفُوْتُ صَلَاةُ كُسُوْفِ الشَّمْسِ بِالْاِنْجِلَاءِ لِلْمُنْكَسِفِ وِبِغُرُوْبِهَا كَاسِفَةً
Dan waktu pelaksanaan sholat gerhana rembulan telah habis sebab rembulan telah kembali normal dan sebab terbitnya matahari, tidak sebab terbitnya fajar dan tidak sebab rembulan terbenam dalam keadaan gerhana, maka waktu pelaksanaannya belum habis.
وَتَفُوْتُ صَلَاةُ خُسُوْفِ الْقَمَرِ بِالْاِنْجِلَاءِ وَطُلُوْعِ الشَّمْسِ لَا بِطُلُوْعِ الْفَجْرِ وَلَا بِغُرُوْبِهِ خَاسِفًا فَلَا تَفُوْتُ الصَّلَاةُ


(Sumber : Kitab Fathul Qorib)

Baca juga artikel kami lainnya :  Dunia Jin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Dakwah Islam - Artikel Populer