Penjelasan Tentang Bagaimana Allah Swt Mengajarkan Etika Kepada Kekasih-Nya, Muhammad Saw Dengan Al Qur’an

Baginda Nabi Muhammad saw sosok yang selalu merendah, sangat  memohon kepada Allah Swt agar di hiasai dengan etika yang baik dan akhlak mulia. Beliau berkata dalam doanya :

" اَللَّهُمَّ حَسِّنْ خَلْقِيْ وَخُلُقِيْ "
“ Ya Allah, Baguskanlah bentuk dan budi pekertiku”

Beliau juga berdoa :

" اَللَّهُمَّ جَنِّبْنِيْ مُنْكَرَاتِ الْأَخْلاَقِ "
“Ya Allah jauhkanlah aku dari akhlak-akhlak yang mungkar”

Allah Swt mengabulkan doa beliau karena memenuhi apa yang terdapat dalam firman-Nya yang berbunyi "ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ" “berdoalah kalian padaku maka aku akan mengabulkan permohonan kalian”. Kemudian Allah Swt menurunkan Al Qur’an kepada beliau dan mengajarkan etika pada beliau sehingga etika beliau adalah Al Qur’an.

Etika baginda Nabi Muhammad Saw hanyalahAl Qur’an sebagaimana firman Allah Swt Dalam Surat Al A’raaf ayat 199 :

Artinya : “jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”.

Firman Allah Swt dalam surat An Nahl ayat 90 :

Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”.

Firman Allah Swt dalam surat Lukman ayat 17 :

Artinya : “dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”.

Firman Allah Swt dalam surat Al Maidah ayat 13 :

Artinya : “Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”.

    Firman Allah Swt dalam surat Fushillat ayat 34 :

Artinya : “Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia”.

Firman Allah Swt dalam surat Ali Imron ayat 134 :

Artinya  : “dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang”.

Dan firman Allah Swt dalam surat Al Hujjurrat ayat 12 :

Ayat : “jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain”.

    Keterangan-keterangan yang serupa seperti di atas dalam Al Qur’an tidak terhitung jumlahnya. Baginda Nabi Muhammad Saw adalah orang pertama yang di maksudkan untuk mendapatkan pengajaran tentang etika yang mulia dan di bersihkan dari perilaku yang jelek, kemudian barulah cahaya Al Qur’an menyinari seluruh makhluk, karena sesungguhnya Nabi di ajari etika dengan Al Qur’an kemudian beliau mengajarkan etika kepada makhluk dengan Al Qur’an. Oleh sebab itu beliau bersabda,

بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ
 “aku di utus untuk menyempurnakan perilaku yang mulia.”

Barulah kemudian semua makhluk menyukai akhlak yang mulia.

Ketika telah menyempurnakan akhlak baginda Nabi Saw, maka Allah Swt memuji beliau dengan firmannya dalam surat Al Qalam ayat 4 :

Artinya : “dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”.

Kemudian baginda Nabi Muhammad Saw menjelaskan kepada seluruh makhluk bahwa sesungguhnya Allah Swt menyukai akhlak yang mulia dan membenci akhlak yang tercela.

Sahabat Ali Ra berkata, “sungguh mengagumkan ketika ada seorang laki-laki yang di datangi saudaranya sesama muslim karena ada suatu keperluan, kemudian dia merasa bukan termasuk orang yang berhak menerima kebaikan. Jika dia tidak mengharapkan pahala dan tidak takut akan siksa, maka sesungguhnya yang layak baginya adalah segera menuju akhlak yang mulia, karena sesungguhnya akhlak mulia termasuk diantara sesuatu yang menunjukkan ke jalan keselamatan.”

Dalam sebuah hadits di sebutkan,

إِنَّ اللهَ حَفَّ الْإِسْلَامَ بِمَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ وَمَحَاسِنِ الْأَعْمَالِ
“sesungguhnya Allah mengelilingi agama islam dengan akhlak-akhlak yang mulia dan perbuatan-perbuatan yang baik.”

Diantara akhlak mulia adalah baik saat bergaul, pekerjaan mulia, rendah diri, memberikan sebagian rizki, memberi makan, menyebarkan salam, menjenguk yang sakit, mengiring jenazah, bagusnya bertentangga baik terhadap tetangga muslim atau non muslim, menghormati orang yang lanjut usia, memenuhi undangan dan mendoakannya, memaafkan kesalahan, merukunkan perselisihan diantara manusia, dermawan, lapang dada, menahan amarah, menjauhi perkara-perkara haram, ghibah (menggunjing), bohong, pelit, kikir, kerasnya watak, rekayasa, tipu daya, adu domba, kejelekan orang yang sedang berseteru, memutus ikatan silaturahmi, perilaku jelek, sombong, tinggi diri, angkuh, mencemarkan nama baik, congkak, perbuatan keji, perkataan tidak sedap, dendam, dengki, gegabah, perbuatan jahat, penganiayaan, dan perbuatan dhalim.

Sahabat Anas Ra berkata, “Rosulullah Saw tidaklah memberi nasehat yang bagus kecuali beliau mengajak dan memerintahkan padaku untuk melakukannya. Dan beliau tidaklah menjelaskan tipu daya dan kejelekan kecuali beliau menakut-nakuti dan melarang aku dari perbuatan tersebut.”

Semua perbuatan di atas telah tercakup dalam firman Allah Swt dalam surat An Nahl ayat 90 :

Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”.

    Sahabat Mu’adz Ra berkata, “ Rosulullah Saw berpesan padaku. Beliau bersabda, ‘wahai Muadz, aku berpesan padamu agar selalu bertaqwa kepada Allah, berbicara jujur, menepati janji, melaksanakan amanat, tidak berhianat, menjaga tetangga, menyayangi anak yatim, halus dalam berkata, mengucapkan salam, berbuat baik, sedikit pengharapan, menetapi iman, mendalami Al Qur’an, cinta akhirat, takut terhadap hisab kiamat, dan rendah diri. Aku melarangmu mencaci maki orang yang bijak, mendustakan orang yang jujur, menuruti orang yang berbuat dosa, mendurhakai imam yang adil dan berbuat kerusakan di muka bumi. Aku berpesan padamu agar bertaqwa kepada Allah dalam setiap batu, tanaman dan pasir, dan agar engkau selalu memperbaruhi taubat dari setiap dosa, dosa yang sembunyi maka dengan taubat yang sembunyi-sembunyi dan dosa yang terang-terangan maka dengan taubat yang terang-terang juga.”

    Beginilah baginda Nabi Muhammad Saw mengajar dan mengajak hamba-hamba Allah Swt untuk berperilaku mulia dan beretika yang baik.
(Sumber : BEKAL DAKWAH AL-GHOZALI jilid 1)

Baca juga artikel kami lainnya :  Kisah Hidup Nabi Muhammad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Dakwah Islam - Artikel Populer