Niat sholat Tarawih

Niat sholat tarawih, sebagaimana juga shalat-shalat yang lain cukup diucapkan di dalam hati, yang terpenting adalah niat hanya semata karena Allah Ta'ala semata dengan hati yang ikhlas dan mengharapkan Ridho Nya, apabila ingin dilafalkan jangan terlalu keras sehingga mengganggu Muslim lainnya, memang ada beberapa pendapat tentang niat ini gunakanlah dengan hikmah bijaksana.
Secara lengkap, niat salat tarawih 2 rakaat adalah:
َأُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيحِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُومًا/إِمَامًا للهِ تَعَالَى
"Ushalli sunnatat taraawiihi rak'ataini (ma'muman/imaaman) lillahi ta'aalaa."

Artinya: " Aku niat Salat Tarawih dua rakaat (menjadi makmum/ imam) karena Allah Ta'ala"
ATAU
َأُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيحِ رَكْعَتَيْنِ للهِ تَعَالَى
"Usholli sunnatattarowihi rok'ataini lillahi ta'ala"

Artinya: " Aku niat Salat Tarawih dua rakaat karena Allah Ta'ala"
Walaupun demikian, ada beberapa cara dalam mengerjakan salat Tarawih, salah satunya dengan formasi 2 kali 4 rakaat masing masing dengan sekali salam setiap selesai 4 rakaat. Oleh karena itu, dalam niat salat tarawih, niatnya disesuaikan menjadi "arba'a raka'atin".

Pertanyaan yang sering muncul berkenaan dengan sholat tarawih ini adalah berapa rokaatkah sholat taraweh yang benar? Delapan atau duapuluh rakaat? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis kutipan penjelasan Prof. Dr. KH Ali Mustofa Yaqub, MA dalam bukunya "Hadits-haditsBermasalah" (cet. II, Pustaka Firdaur, Jakarta, 2003). Dalam buku tersebut, beliau menjelaskan :

Kata tarawih adalah bentuk jamak dari kata tarwihah, yang secara bahasa berarti mengistirahatkan atau duduk istirahat. Maka dari sudut bahasa, sholat tarawih adalah sholat yang banyak istirahatnya, minimal tigal kali. Menurut istilah dalam agama Islam, sholat tarawih adalah sholat sunnah malam hari yang dilakukan khusus pada bulan Ramadhan. Sholat sunnah yang dilakukan sepanjang tahun, baik pada bulana Ramadhan  maupun diluar bulan Romadhon, tidak disebut sholat taraweh. Misalnya sholat sunnah sebelum dan sesudah Isya'. sholat witir, sholat hajat, dan lain sebagainya.

Pada masa Nabi saw. tidak ada istilah sholat tarawih. Nabi saw. dalam hadits-haditsnya juga tidak pernah menyebut kata-kata tarawih. Pada masa Nabi saw. sholat sunnah pada malam Ramadhan itu dikenal dengan istilah qiyam Ramadhan. Tampaknya istilah tarawih itu muncul dari penuturan Aisyah istri Nabi saw. Seperti diriwayatkan oleh Imam Baihaqi, Aisyah mengatakan, "Nabi sholat malam empat rokaat, kemudian yatarowwah (istirahat), kemudian sholat lagi panjang sekali."

Karenanya ada orang yang berklakar, Nabi saw. tidak pernah sholat tarawih selama hidupnya. Sebab Nabi saw. hanya melakukan qiyam Ramadhan.

Berapa rakaatkah sholat tarawih yang benar?

Menurut KH Mustofa Ya'qub, sholat terawih delapan rakaat atau dua puluh rakaat itu semuanya benar apabila menggunakan hadits yang shohih, dimana Nabi saw. tidak pernah membatasi jumlah sholat malam Ramadhan atau qiyam Ramadhan, yang kemudian lazim dikenal dengan sholat tarawih.

Hadits itu adalah, Rasulullah saw. bersabda "Siapa yang menjalankan qiyam Ramadhan (sholat pada malam Ramadhan) karena beriman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka dosa-dosanya (yang kecil) yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhori)

Dalam hadits ini, Nabi saw. tidak membatasi jumlah rakaat malam Ramadhan. Mau sepuluh rakaat, silakan. Mau duapuluh rakaat, silakan. Mau seratus rakaat, silakan. Mau duapuluh rakaat pun silakan. Maka sholat tarawih dua puluh rakaat dan delapan rakaat, apabila menggunakan hadits ini sebagai dalil, keduanya benar. Hanya bedanya nanti, mana yang afdhol saja. Bisa jadi sholat tarawih dua puluh rakaat itu lebih afdhol dibandingkan delapan rakaat, apabila tarawih dua puluh rakaat itu dilakukan dengan baik, khusyuk dan lama. Sementara sholat tarawih delapan rakaat dilakukan tidak baik.  

Nabi Muhammad saw. selalu melakukan sholat malam sebelas rakaat, baik pada bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan. Abu Salamah ra. bertanya Aisyah ra. "Bagaimana cara Rasulullah saw. sholat dalam malam bulan Ramadhan?" Aisyah ra. menuturkan, "Beliau sholat tidak lebih dari sebelas rakaat, baik dalam bulan Ramadhan maupun dalam bulan lainnya. Mula-mula beliau sholat empat rakaat. Jangan tanya alangkah bagus dan lamanya. Kemudian sholat witir tiga rakaat." Aisyah ra. juga menjelaskan bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah saw. apakah beliau tidur lebih dulu sebelum witir. Rasulullah saw. bersabda "Wahai Aisyah, kedua mataku memang kelihatan tidur, tetapi hatiku tidak" (HR. Muslim)

Hadits tersebut yang menjadi sandaran bagi sebagian kecil saudara-saudara muslim kita, bahwa sholat tarawih itu dilakukan empat rakaat-empat rakaat. Dan kita tidak boleh menyalahkan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Dakwah Islam - Artikel Populer