Kiamat menurut Islam : Kedahsyatan dan Kengerian Hari Kiamat

Kiamat menurut Islam : Kedahsyatan dan Kengerian Hari Kiamat

Al-Faqih berkata : Khalil bin Ahmad memberitahukan kepada kami, dimana ia berkata : Yahya bin Muhammad bin Shaid memberitahukan kepada kami, dimana ia berkata : Muhammad bin Manshur Ath-Thusi menceritakan kepada kami, di mana ia berkata : Yahya bin Isaq Ash-Shalih memberitahukan kepada kami, dimana ia berkata : Ahmad bin Lahi'ah menceritakan kepada kami yang berasal dari Khalid bin Imran dari Al-Qasim bin Muhammad dari Aisyah ra dimana ia berkata :

"Saya bertanya : "Wahai Rasulullah, apakah seorang kekasih akan ingat pada orang yang dikasihinya nanti pada hari kiamat?" Beliau menjawab : "Tidak akan ingat dalam tiga situasi. Ketika penimbangan amal baik ringan maupun berat, ketika pemberian lembaran catatan amal baiik diberikan disebelah kanan maupun disebelah kiri dan ketika batang leher dikeluarkan dari neraka, lalu melingkari mereka seraya berkata : "Aku diserahi (untuk menerkam) tiga golongan, yaitu : "Orang yang berdosa kepada Allah dengan disertai sesembahan lain, setiap orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala, dan setiap orang yang tidak beriman dengan adanya perhitungan atau (hari kiamat)" Kemudian batang leher itu menerkam mereka, lalu melemparkan ke neraka Jahannam tempat siksaan. Pada neraka jahanam itu ada suatu titian yang lebih kecil daripada rambut dan lebih tajam daripada pedang, disitu ada ranjau-ranjau dan duri, sedangkan manusia ada yang melewatinya seperti kilat yang menyambar, ada yang seperti angin yang bertiup, maka ada yang selamat sejahtera, ada yang jatuh tersungkur dan mukanya terbanting ke dalam neraka".

Muhammad bin Al-Fadl menceritakan kepada kami, di mana ia berkata : Muhammad bin Jafar menceritakan kepada kami, dimana ia berkata : Ibrahim bin Yusuf memberitahukan kepada kami, di mana ia berkata : Abu Muawiyah memberitahukan kepada kami yang berasal dari Al-A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah ra dari Rasulullah saw dimana beliau bersabda :

"Jarak antara dua tiupan (malaikat Israfil) itu adalah 40 tahun, kemudian Allah menurunkan air dari langit seperti mani orang laki-laki, lalu manusia bangkit seperti tumbuhnya sayur-mayur"

Perawi yang dapat dipercaya memberitahukan kepadaku dengan sanad yang beraneka ragam dari Abu Hurairah ra dari Rasulullah saw dimana beliau bersabda :

"Ketika Allah telah selesai menciptakan langit dan bumi, Dia menciptakan sangkakala lantas memberikannya kepada Israfil, sedangkan ia meletakkannya dimulutnya dengan membelalakan mata melihat ke 'arasy menunggu kapan diperintah (untuk meniupnya). Ia (Abu Hurairah) berkata : Saya bertanya : "Wahai Rasulullah, apakah sangkakala itu?" Beliau bersabda : "(sangkakala) itu adalah tanduk cahaya. "Saya bertanya : "Wahai Rasulullah, bagaimana besarnya?" Beliau bersabda : "Sangat besar bulatannya. Demi Dzat yang mengutus aku sebagai nabi dengan kebenaran, besar bulatannya seperti luas langit dan bumi. Malaikat Israfil akan meniup dua kali, yaitu tiupan untuk kematian dan tiupan untuk kebangkitan kembali. Dalam riwayat Ka'ab disebutkan dua tiupan. Dan dalam riwayat Abu Hurairah disebutkan tiga kali tiupan, yaitu tiupan untuk mengejutkan, tiupan untuk mematikan, dan tiupan untuk membangkitankan kembali. Pada tiupan yang pertama Allah memerintahkan malaikat Israfil, kemudian ia pun meniupnya, lantas mahkluk yang berada di langit dan di bumi terkejut karenanya, sebagaimana dijelaskan oleh Allah Ta'ala memalui firman-Nya : "Dan (ingatlah) pada hari (ketika) sangkakala ditiup, maka terkejutlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, kecuali siapa yang di kehendaki Allah" (QS. An-Naml, 27 : 87) Saat itu bumi bergoncang, setiap orang perempuan yang menyusui anaknya lalai dari anak yang disusuinya, manusia kelihatan dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya dia tidak mabuk, akan tetapi siksaan Allah itu sangat keras, rambut anak-anak muda langsung beruban dan setan-setan lari tunggang langgang (karena kebingungan). Hal ini berdasarkan Firman Allah Ta'ala : "Wahai manusia! Bertaqwalah kepada Tuhanmu, sungguh, guncangan (hari) kiamat itu adalah suatu (kejadian) yang sangat besar. (Ingatlah) pada hari ketika kamu melihatnya (guncangan itu), semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya, dan setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat keras." (QS. Al-Hajj, 22 : 1 - 2) Setelah itu suasana tenang (tidak ada apa-apa) sampai waktu yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian Allah Ta'ala memerintahkan Malaikat Israfil, maka ia pun meniup (sangkakala) sebagai tiupan yang mematikan, lantas penghuni langit dan bumi  mati semuanya, kecuali mereka yang dikehendaki oleh Allah. Inilah maksud dari firman Allah Ta'ala : "Dan sangkakala pun ditiup, maka matilah semua (makhluk) yang di langit dan di bumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah." (QS. Az-Zumar, 39 : 68) Yang termasuk pengecualian itu adalah ruh orang-orang yang mati syahid. Ada yang berpendapat, Jibril, Mikail, Israfil, dan malakul maut. Kemudian Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung bertanya kepada malakul maut : "Siapakah diantara makhlukku yang masih (hidup)?" Padahal Dia lebih mengetahuinya. Malakul maut menjawab : "Wahai Tuhanku, Engaku adalah Dzat yang hidup dan tidak akan mati. Yang masih (hidup) adalah Jibril, Mikail, Israfil, pembawa 'arsy-Mu dan saya sendiri". Kemudian Allah memerintahkan malakul maut untuk mencabut nyawa mereka. Demikianlah yang disebutkan dalam riwayat Al-Kalabi. Sedangkan dalam riwayat Muqatil, dan ia berkata dalam riwayat Muhammad bin Ka'ab dari seseorang dari Abu Hurairah ra bahwasannya Allah SWT berfirman : "Jibril, Mikail, Israfil, dan malaikat pembawa 'arsy harus mati". Kemudian Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi bertanya : "Wahai malakul maut menjawab : "Engkau adalah Dzat yang hidup, yang tidak akan mati, hamba-Mu malakul maut yang lemah ini yang masih (hidup)". Allah lalu berfirman : "Bukan-kah kamu mendengar firman-Ku bahwa setiap yang bernyawa itu merasakan mati dan kamu adalah salah satu diantara makhluk-Ku. Aku menciptakan kamu sebagaimana apa yang Aku ketahui (maksudnya tugasmu kini telah selesai). Matilah kamu", maka malakul maut pun mati. Dalam hadits yang lain diriwayatkan bahwasannya Allah memerintahkan malakul maut untuk mencabut nyawanya sendiri, kemudian ia datang ke suatu tempat diantara surga dan neraka, dan mencabut nyawanya sendiri, kemudian ia menjerit dengan keras sekaliyang seandainya semua makhluk masih hidup, niscaya mereka akan mati karenamendengar jeritannya, dan dia berkata : "Seandainya aku mengetahui bahwa tercabutnya nyawa itu seberat ini, niscaya aku lebih pelan-pelan di dalam mencabut nyawa orang-orang yang beriman." Kemudian ia mati dan tidak ada satu makhluk pun yang hidup, lantas Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung berfirman kepada dunia yang hina ini : "Di mana para raja, dimana para pangeran, dimana para raksasa, dimana anak-anak raksasa, dan dimana orang-orang yang memakan rezeki-Ku, tetapi menyembah selain Aku?" Kemudian Allah Ta'ala berfirman : Milik siapakah kerajaan pada hari ini?" (QS. Al-Mu'minun, 40 : 16) Maka tidak ada satupun yang menjawab-Nya, lantas Allah SWT yang menjawab dimana Dia berfirman : "Milik Allahlah Yang Maha Esa, Maha Mengalahkan" (QS. Al-Mu'minun, 40 : 16) Kemudian Allah memerintahkan langit untuk menurunkan hujan, maka turunlah hujan seperti air mani orang laki-laki selama 40 hari hingga air itu menggenangi segala sesuatu setinggi 12 hasta, lalu Allah menumbuhkan makhluk dengan air itu seperti tumbuhnya sayur-mayur hingga anggota-anggota tubuh mereka itu sempurna dan makhluk itu kembali seperti keadaan semula (sewaktu di dunia), kemudian Allah Ta'ala berfirman : "Hiduplah (wahai) Israfil untuk mengambil sangkakala dan meletakkannya di mulutnya, kemudian Allah berfirman : "Hiduplah (wahai) Jibril dan Mikail," maka keduanya hidup memenuhi perintah Allah Ta'ala. Allah lantas memanggil nyawa-nyawa, lalu nyawa-nyawa itu pun berdatangan, terus diletakkan di dalam sangkakala. Kemudian Allah Ta'ala memerintahkan Israfil ia tiupkan kebangkitan, maka nyawa-nyawa itu keluar seakan nyawa-nyawa ituadalah lebah yang memenuhi tempat yang ada di dalam langit dan bumi.  Kemudian di bumi nyawa-nyawa itu masuk ke dalam badan melalui hidup, lantas bumi mengeluarkan mereka". Kemudian Nabi saw bersabda : "Aku adalah orang yang pertama keluar dari bumi" Dalam hadits yang lain disebutkan bahwa ketika Allah Ta'ala menghidupkan Jibril, Mikail dan Israfil, mereka datang ke kubur nabi Muhammad saw , lalu Nabi saw melihat Jibril dan berkata : "Wahai Jibril, hari apakah ini?" Jibril menjawab : "Aku sampaikan kabar gembira bahwasannya kamu adalah orang yang pertama keluar dari bumi". Kemudian Allah Ta'ala memerintahkan Israfil, kemudian Israfil meniup sangkakala, maka tiba-tiba mereka (makhluk) berdiri menunggu (putusannya masing-masing)."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Dakwah Islam - Artikel Populer