Unsur Hadits

Unsur Hadits - Tiga Unsur Hadits

Setiap hadits mengandung tiga Unsur, yaitu:
a. matan (teks atau perkataan yang disampaikan);

b. rawi (disebut juga perawi) adalah orang yang menyampaikan atau yang meriwayatkan hadits yang pernah diterimanya dari seseorang ke dalam suatu kitab;

c. sanad, adalah orang-orang yang menjadi sandaran dalam meriwayatkan hadits. Dengan kata lain, sanad adalah orang-orang yang menjadi perantara dari Nabi Muhammad Rosulullah saw. kepada perawi.

Ketiga istilah tersebut lebih jelasnya terdapat dalam suatu hadits berikut ini: Imam Muslim berkata, telah meriwayatkan kepada kami Sahl Utsman Al- Askari, Sahl menerima berita dari Yahya bin Zakaria, Yahya mendengar dari Sa'ad bin Thoriq, Sa'ad menerima dari Sa'ad bin Ubaidah, Sa'ad bin Ubaidah menerima dari Ibnu Umar, dan Ibnu Umar mendengar Fahwa Nabi Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Asas Islam itu ada lima, yakni syahadat, sholat, zakat, puasa, dan haji."
Yang disebut matan dalam hadits tersebut adalah perkataan: "Asas Islam itu ...". Rowi (perawi atau periwayat) yang terakhir bagi kita ialah Imam Muslim. Dan yang disebut sanad ialah Sahl bin Utsman Al-Askari, Yahya bin Zakaria, Sa'ad bin Thoriq, Sa'ad bin Ubaidah, dan Ibnu Umar. Merekalah yang disebut sandaran atau perantara dari Nabi Muhammad Rosulullah saw. kepada perawi.

Terkadang suatu hadits memang memiliki banyak sanad. Penyebutan sanad secara lengkap itu sangat diperlukan bagi ahli hadits untuk meneliti derajat hadits tersebut. Namun bagi ulama yang menyusun kitab hadits sebagai petunjuk praktis dalam kehidupan sehari-hari hanya menyebutkan sahabat yang mendengarkan langsung dari Nabi Muhammad Rosulullah saw. Untuk hadits di atas misalnya hanya disebutkan: Ibnu Umar mendengar bahwa Nabi Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Asas Islam itu ada lima, yakni syahadat, sholat, zakat, puasa dan haji."

Terkadang suatu hadits juga diriwayatkan oleh beberapa Imam Ahli Hadits. Dalam kata lain hadits yang sama selain termuat dalam Shohih Bukhori, juga terdapat dalam shohih Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah, Nasa'i, dan Tirmidzi, meskipun ada yang sanadnya berbeda. Ulama-ulama hadits berikutnya, yang menyusun hadits-hadits berdasarkan karya para imam tersebut, tidak perlu menyebutkan seluruh nama imam itu. Untuk menghemat pencantuman nama-nama perawi terakhir, mereka cukup mencantumkan bilangan jumlah periwayatnya. Misalnya pencantuman Lima Ahli Hadits, berarti hadits tersebut diriwayatkan oleh tiga dari imam hadits yang tersebut di atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Dakwah Islam - Artikel Populer