KITAB MENJELASKAN CELAAN AMARAH, DENDAM DAN DENGKI

Sesungguhnya amarah adalah kobaran api yang diambilkan dari nerakanya Allah Swt yang di kobarkan dan bisa memusnahkan hati. Dan sesungguhnya amarah itu terpendam di lubuk hati sebagaimana bara api yang berada di dalam tumpukan pasir. Amarah itu akan berusaha di keluarkan oleh kesombongan yang terpendam di dalam hati setiap orang yang sombong dan kasar, seperti halnya batu berusaha mengeluarkan api dari besi.

Bagi orang-orang yang mampu melihat dengan cahaya keyaqinan maka akan nampak bahwa sesungguhnya di dalam diri manusia terdapat urat yang tersambung kepada syetan yang terkutuk. Barang siapa api amarah mampu mengobarkan dirinya, maka hubungan dekatnya dengan syetan semakin kuat. Sebagaimana yang di ungkapkan syetan yang di sitir di dalam Alqur’an surat Shaad ayat 76 :

Artinya : iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Dia Engkau ciptakan dari tanah".

Karena sesungguhnya tabiat tanah liat adalah diam dan tenang, sedangkan tabiat api adalah berkobar, membara, bergerak dan tidak mau diam.

    Diantara buah amarah adalah dendam dan dengki. Dengan keduanya orang akan menjadi rusak dan binasa. Tempat yang meluapkan kedua sifat ini adalah segumpal daging yang mana jika baik, maka seluruh jasad akan menjadi baik.

    Ketika rasa dendam, dengki dan amarah adalah hal yang mengantarkan seorang hamba menuju tempat kehancuran, maka sungguh sangat perlu sekali untuk mengetahui tempat-tempat yang membawa kehancuran dan kejelekan agar dia bisa menghindari, menjauhi dan membuang serta menghilangkannya dari hati jika memang sudah terjangkit. Maka ambillah penjelasan tentang hal itu dengan perantara pertolongan Allah Swt.

Menjelaskan Celaan Terhadap Amarah
   
    Allah Swt berfirman dalam surat Al Fath ayat 26 :

Artinya : “ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan Jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin”.
Allah Swt mencela orang-orang kafir sebab dendam yang di tampakkan oleh mereka yang muncul dari amarah yang batil. Dan Allah Swt memuji orang-orang mukmin atas ketenangan yang di turunkan Allah Swt kepada mereka.

    Dalam sebuah riwayat di jelaskan bahwa ada seorang lelaki yang berkata kepada baginda Nabi Muhammad Saw, “wahai Rosulullah, perintahkanlah padaku sebuah amal, namun jangan banyak-banyak!.” Beliau menjawab,

لَا تَغْضَبْ
 “jangan mudah marah!.”

lelaki itu mengulangi lagi perkataannya, dan beliaupun juga bersabda,

لَا تَغْضَبْ
 “jangan mudah marah!.”

    Baginda Nabi Muhammad Saw bersabda kepada para sahabat, “menurut kalian siapakah orang yang kuat diantara kalian?.” Mereka menjawab, “yaitu orang yang tidak terkalahkan kuatnya oleh orang-orang.” Beliau Nabi melanjutkan,

لَيْسَ ذَلِكَ وَلَكِنِ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
 “orang yang kuat bukan orang seperti itu, akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan diri saat marah.”

    Di riwayatkan dari imam Ja’far Ra, “marah adalah kunci dari setiap kejelekan.”

Sebagian sahabat Anshor berkata, “puncak kebodohan adalah kemarahan dan yang memandunya adalah amarah. barang siapa rela dengan kebodohan, maka dia tidak butuh kepada sifat pemaaf, padahal sifat pemaaf adalah perhiasan dan kemanfaatan sedangkan kebodohan adalah cacat dan hal yang berbahaya. Diam tidak menjawab orang yang bodoh adalah jawaban baginya.”

Imam Hasan Basri berkata, “diantara tanda-tanda orang muslim adalah kuat agamanya, tegas dalam kelembutan, iman dalam keyaqinan, ilmu dalam kearifan, cerdas dalam belas kasih, memberikan sesuai hak, sederhana dalam kekayaan, berpenampilan elok di saat miskin, berbuat baik ketika mampu dan kuasa, menanggung dalam pergaulan, sabar ketika dalam kesulitan, tidak mudah marah, tidak di kendalikan rasa dendam, tidak kalah dengan syahwat, tidak di hinakan oleh ketamakan, tidak di rendahkan oleh kesenangannya, niatnya tidak rendah, menolong orang yang di dhalimi, belas kasih terhadap orang lemah, tidak pelit dan tidak foya-foya, tidak berlebihan, tidak terlalu ngirit, memaafkan jika di aniaya, memaafkan orang yang bodoh agar tidak mempersulit diri sendiri, dan manusia merasa senang dengan dirinya.”
(Sumber : BEKAL DAKWAH AL-GHOZALI jilid 2)

Baca juga artikel kami lainnya :  Tugas Nabi Muhammad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Dakwah Islam - Artikel Populer