BAB
ZAKAT
DAGANGAN
(Fasal) harta dagangan
dikalkulasi di akhir tahun dengan menggunakan mata uang yang digunakan untuk
membeli modal pertama.
|
(فَصْلٌ وَتُقَوَّمُ عُرُوْضُ
التِّجَارَةِ عِنْدَ آخِرِ الْحَوْلِ بِمَا اشْتُرِيَتْ بِهِ)
|
Baik modal harta dagangan
pertama mencapai satu nishab ataupun tidak.
|
سَوَاءٌ
كَانَ ثَمَنُ مَالِ التِّجَارَةِ نِصَابًا أَمْ لَا
|
Jika hasil kalkulasi harta
dagangan di akhir tahun mencapai satu nishab, maka wajib mengeluarkan
zakatnya. Jika
tidak,
maka tidak wajib zakat.
|
فَإِنْ بَلَغَتْ
قِيْمَةُ الْعُرُوْضِ آخِرَ الْحَوْلِ نِصَابًا زَكَّاهَا وَإِلَّا فَلاَ
|
Dari jumlah tersebut setelah
kalkulasi harta dagangan mencapai satu nishab, maka wajib mengeluarkan zakat
seperempat sepersepuluh dari jumlah keseluruhan.
|
(وَيُخْرَجُ مِنْ ذَلِكَ) بَعْدَ
بُلُوْغِ قِيْمَةِ مَالِ التِّجَارَةِ نِصَابًا (رُبُعُ الْعُشُرِ) مِنْهُ
|
BAB
ZAKAT
HARTA TAMBANG
DAN
HARTA KARUN
Harta yang diambil dari
tambang emas dan perak maka wajib mengeluarkan zakat seperempat sepersepuluh
dari hasil tersebut seketika, jika mencapai satu nishab.
|
(وَمَا اسْتُخْرِجُ مِنْ مَعَادِنِ
الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ يُخْرَجُ مِنْهُ) إِنْ بَلَغَ نِصَابًا (رُبُعُ الْعُشُرِ
فِي الْحَالِ)
|
Jika orang yang mengambil
tambang tersebut termasuk golongan yang wajib zakat.
|
إِنْ كَانَ
الْمُسْتَخْرِجُ مِنْ أَهْلِ وُجُوْبِ الزَّكَاةِ
|
Ma’adin, bentuk jama’ dari lafadz ma’dan dengan terbaca fathah atau kasrah huruf dalnya, adalah
nama bagi tempat barang tambang yang diciptakan oleh Allah Swt, baik berupa
lahan mawat atau berstatus milik.
|
وَالْمَعَادِنُ
جَمْعُ مَعْدَنٍ بِفَتْحِ دَالِهِ وَكَسْرِهَا اسْمٌ لِمَكَانٍ خَلَقَ اللهُ تَعَالَى
فِيْهِ ذَلِكَ مِنْ مَوَاتٍ أَوْ مِلْكٍ
|
Harta yang ditemukan dari
harta rikaz, yaitu harta pendaman
peninggalan zaman jahiliyah, yaitu keadaan orang-orang arab sebelum Islam,
yaitu bodoh kepada Allah, Rosul-Nya dan syareaat-syareat Islam, maka wajib
mengeluarkan seperlima dari jumlah keseluruhan.
|
(وَمَا يُوْجَدُ مِنَ الرِّكَازِ)
وَهُوَ دَفِيْنُ الْجَاهِلِيَّةِ وَهِيَ الْحَالَةُ الَّتِيْ كَانَتْ عَلَيْهَا
الْعَرَبُ قَبْلَ الْإِسْلَامِ مِنَ الجَّهْلِ بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ وَشَرَائِعِ
الْإِسْلَامِ (فَفِيْهِ) أَيِ الرِّكَازِ (الْخُمُسُ)
|
Seperlima tersebut
ditasharrufkan sesuai pentasyarufan zakat menurut qaul masyhur.
|
وَيُصْرَفُ
مَصْرَفَ الزَّكَاةِ عَلَى الْمَشْهُوْرِ
|
Dan menurut muqabil masyhur (pendapat pembanding masyhur) bahwa sesungguhnya seperlima
tersebut diserahkan kepada golongan yang berhak menerima khumus (seperlima) yang disebutkan di dalam ayat fai’.
|
وَمُقَابِلُهُ
إِنَّهُ يُصْرَفُ إِلَى أَهْلِ الْخُمُسِ الْمَذْكُوْرِيْنَ فِيْ آيَةِ الْفَيْئِ
.
|
(Sumber : Kitab Fathul Qorib)
Baca juga artikel kami lainnya : Cara Mengusir Setan dan Iblis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar