Etika Berdo’a Ada Sepuluh

Pertama, berusaha berdo’a di waktu-waktu yang  mulia seperti hari Arafah, bulan Romadlon, hari Jum’at, dan waktu sahur di setiap malamnya. Allah Swt berfirman dalam surat Adz Dzariyat ayat 18 :

Artinya :“dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar”

Kedua, tidak membuang kesempatan berdo’a di dalam keadaan-keadaan yang mulia seperti ketika berada di barisan perang di jalan Allah Ta’ala, ketika turun hujan, melaksanakan sholat fardlu, setelah sholat, di antara adzan dan iqomat, dan ketika sujud. Sebenarnya kemulian waktu itu juga kembali kepada keadaan yang mulia.Seperti waktu sahur menjadi mulia karena pada waktu itu biasanya keadaan hati sedang bersih, ikhlas dan kosong dari hal-hal yang mengganggu kosentrasi.Hari Arafah dan dan hari Jum’at menjadi mulia, karena waktu itu adalah keadaan berkumpulnya keinginan yang saling membahu mengharap turunnya rahmat dari Allah Swt.

Ketiga, berdo’a dengan posisi menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangan sekira bagian ketiak yang berwarna putih kelihatan.Kemudian setelah selesai berdo’a, hendaknya mengusapkan kedua tangan ke wajah. 

Sahabat Umar Ra berkata,“ketika Rosulullah Saw mengangkat kedua tangannya saat berdoa, maka beliau tidak mengembalikan keduanya pada posisi semula -sebelum berdoa- kecuali setelah mengusap wajah beliau dengan keduanya.

Sahabat Ibn Abbas Ra berkata,“ketika baginda Nabi Muhammad Saw berdo’a, maka beliau mengumpulkan kedua telapak tangan dengan posisi bagian dalamnya menghadap ke wajah.

Beginilahposisi tangan saat berdo’a.Dan hendaknya saat berdo’a tidak mengarahkan pandangannya ke langit –keatas-.

Keempat, berdoa dengan suara diantara pelan dan keras. Sayyidah ‘Aisyah Ra berkata,“yang di maksud dalam firman Allah Swt _surat Al Isro’ ayat 110_ :
Ÿ 
 
Adalah saat engkau berdoa.”
Allah Swt memuji doa Nabi Zakariyah As di dalam Al Qur’an surat Maryam ayat 3 :

Artinya :“Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut”.

Allah Swt berfirman dalam surat Al A’raaf ayat 55 :

Artinya :“ Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”.

Kelima, tidak berdoa dengan bentuk kalimat saja’.Yang lebih baik dia tidak melebihi do’a-do’a yang telah di riwayatkan dari Rosulullah Saw.Karena terkadang dia terlalu berlebihan dalam berdoa sehingga meminta sesuatu yang tidak maslahat.Sebabtidak semua orang pandai dalam berdo’a.

Keenam, berdoa dengan merendahkan diri, khusyu’, penuh harap -rasa cinta-, dan takut. Allah Swt berfirman dalam surat Al A’raaf ayat 5 :

Artinya :“ Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”.

Ketujuh, berdo’a dengan mantap, yaqin di kabulkan dan memantapkan harapan bahwa akan terkabul. Baginda Nabi Muhammad Saw bersabda,
لَا يَقُلْ أَحَدُكُمْ إِذَا دَعَا اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ إِنْ شِئْتَ اللَّهُمَّ ارْحَمْنِيْ إِنْ شِئْتَ لِيَعْزِمِ الْمَسْأَلَةَ فَإِنَّهُ لَا مُكْرِهَ لَهُ
 “ketika di antara kalian berdoa, maka jangan sampai  mengatakan, ‘Ya Allah ampunilah dosa-dosaku jika Engkau menghendaki, berilah rahmat padaku jika Engkau menghendaki,’ akan tetapi hendaknya dia berdoa dengan mantap.Karena sesungguhnya tidak ada yang bisa memaksa Allah Swt.

Beliau Nabi Saw bersabda,
إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلْيُعَظِّمِ الرَّغْبَةَ فَإِنَّ اللهَ لَا يَتَعَاظَمُهُ شَيْءٌ
“ketika diantara kalian berdo’a, maka hendaknya meminta yang banyak dan besar, karena sesungguhnya tidak ada yang banyak dan yang besar menurut Allah Swt.

Baginda Nabi Saw bersabda,
ادْعُوْا اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَسْتَجِيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ
 “berdo’alah kalian semua kepada Allah dengan yaqin bahwa akan di kabulkan. Dan ketahuilah sesungguhnya Allah Azza waJalla tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lupa.

Kedelapan, hendaknya berdoa dengan terus menerus -seakan mendesak-.Setiap berdoa, hendaknya mengulangi tiga kali dan tidak merasa lambat di kabulkan.
Kesembilan, mengawali doa dengan dzikir kepada Allah Swt, tidak langsung meminta sesuatu.Kemudian membaca sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad Saw begitu juga di akhir doanya.

Kesepuluh adalah etika batin yang menjadi pokok di dalam terkabulnya do’a, yaitu taubat, mengembalikan barang-barang yang di dzolimi, dan menghadap kepada Allah Swt dengan sepenuh hati.Inilah sesuatu yang menjadi sebab mudah untuk terkabulnya Do’a.

(Sumber : BEKAL DAKWAH AL-GHOZALI jilid 1)

Baca juga artikel kami lainnya :  Ciri Orang Munafik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Dakwah Islam - Artikel Populer