Menjelaskan Celaan Terhadap Sifat Dengki / Hasud

Ketahuilah sesungguhnya dengki juga termasuk dari buah dendam yang tercela. Dari sifat dengki akan melahirkan hal-hal tercela lainya yang tidak terhitung jumlahnya. Sesungguhnya banyak sekali hadits yang menjelaskan tentang celaan terhadap sifat ini.

Di antaranya adalah sabda baginda Nabi Muhammad Saw,

الْحَسَدُ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
 “sifat dengki akan memakan pahala amal baik sebagai mana api akan melahap kayu kering.”

Dan Sabda Beliau,

لَا تَحَاسَدُوْا وَلَا تَقَاطَعُوْا وَلَا تَبَاغَضُوْا وَلَا تَدَابَرُوْا وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ
 “janganlah kalian saling dengki, saling berpisah, saling memarahi dan saling berpaling satu sama lain. Jadilah kalian semua hamba-hamba Allah yang saling menjalin tali persaudaraan sebagaimana yang di perintahkan Allah pada kalian.”

    Di antara Atsar yang menjelaskan hal ini adalah perkataan sebagian ulama’ salaf, “ sesungguhnya awal dari kesalahan adalah sifat dengki, yaitu kedengkian iblis kepada nabi Adam As atas derajat beliau yang di berikan oleh Allah, sehingga iblis tidak mau sujud pada beliau kemudian sifat dengki itu mendorong iblis untuk bermaksiat kepada Allah Swt.”

Di riwayatkan dari imam Ibn Sirin Ra, beliau berkata, “aku tidak pernah dengki kepada seseorang atas suatu perkara dunia. Karena sesungguhnya jika orang tersebut termasuk ahli sorga, maka buat apa aku dengki padanya atas perkara dunia padahal dunia sangat hina di banding akhirat. Dan jika dia termasuk ahli neraka, maka buat apa aku dengki padanya atas perkara dunia yang kelak membawanya masuk neraka.”

Sebagian ulama’ berkata, “orang dengki tidak akan mendapatkan dari orang yang menemaninya kecuali kehinaan dan rendah, tidak akan mendapat dari malaikat kecuali laknat dan murka, tidak akan mendapat dari makhluk kecuali kesusahan dan prihatin, dan kelak di tempat berkumpulnya semua makhluk dia tidak akan mendapatkan kecuali di permalukan dan akan menjadi contoh yang buruk.”

Hakikat Hasud, Hukum, dan Pembagiannya

    Sifat hasud ada dua macam. Pertama, tidak suka ketika ada orang mendapatkan nikmat dan berharap agar nikmat itu hilang dari orang yang mendapatkannya. Kedua, tidak ingin nikmat itu hilang dari orang yang mendapatkannya namun dia berhadap bisa mendapatkan nikmat yang sama, dan ini di sebut dengan Ghibthoh.

    Dengki yang pertama hukumnya haram apapun bentuknya, kecuali berharap hilangnya nikmat yang di miliki oleh orang yang memiliki sikap buruk yang akan dia pergunakan untuk melakukan keharaman, seperti berbuat kerusakan dan menyakiti orang lain, maka tidak masalah ketika berharap agar kenikmatan itu hilang darinya. Dengan pertimbangan nikmat itu akan di pergunakan sebagai alat membuat kerusakan.

Keharaman sifat dengki telah di jelaskan oleh hadits-hadits yang saya nuqil. Dan sesungguhnya sifat ini menunjukkan kebencian terhadap keputusan Allah Swt yang lebih mengutamakan sebagian hamba-hamba-Nya dari sebagian yang lain. Sifat ini tidak bisa di terima dan tidak di tolerir. Maksiat apa yang lebih parah dari pada rasa tidak suka akan kebahagian orang islam padahal dia tidak pernah berbuat kesalahan. Pada penjelasan inilah, Al Qur’an Mengisarahkan di dalam surat Ali Imran ayat 120 :

Artinya : “jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan”.

Kebahagian atas kesusahan orang lain ini di sebutkan dengan syamatata. Sifat dengki dan syamatata adalah dua sifat yang tidak bisa di pisahkan satu sama lain. Allah Swt berfirman dalam surat Al Hasyr ayat 9 :

Artinya : “dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung.”

Hati mereka tidak pernah merasa sesak dan susah atas nikmat yang di berikan Allah Swt para saudaranya, sehingga Allah Swt memuji mereka karena tidak memiliki sifat dengki.

Adapun berlomba-lomba untuk mendapatkan yang terbaik adalah sesuatu yang tidak di haramkan, bahkan terkadang di anjurkan. Allah Swt berfirman dalam surat Al Muthaffifin ayat 26 :

Artinya : “dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.”

Allah Swt berfirman dalam surat Al Hadid ayat 21 :

Artinya : “berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah mempunyai karunia yang besar.”

Baginda Nabi Muhammad Saw bersabda,

لَا حَسَدَ إِلَّا فِيْ اثْنَتَيْنِ رَجُلٍ أَتَاهُ اللهُ مَالًا فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِيْ الْحَقِّ وَرَجُلٍ آَتَاهُ اللهُ عِلْمًا فَهُوَ يَعْمَلُ بِهِ وَيُعَلِّمُهُ النَّاسُ
 “tidak ada rasa keingian kecuali ingin seperti dua orang, yaitu seperti seorang lelaki yang di beri harta oleh Allah kemudian dia di beri kemampuan untuk menggunakannya di dalam sesuatu yang benar, dan seorang lelaki yang di beri ilmu oleh Allah kemudian dia mau mengamalkan dan mengajarkannya kepada manusia.”

Maka tidak masalah ketika ingin mendapatkan kenikmatan yang di miliki oleh orang lain selama tidak menginginkan kenikmatan itu hilang dari orang tersebut, dan tidak benci ketika kenikmatan itu terus di milikinya. Adapun mengharapkan kenikmatan yang di miliki oleh orang lain berpindah secara utuh padanya, sekira yang di inginkan memang kenikmatan tersebut bukan yang sama dengannya namun tidak sampai menginginkan kenikmatan itu musnah, maka hal ini juga tercela. Karena Allah Swt berfirman dalam surat An Nisa’ ayat 32 :

Artinya : “dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”

Adapun mengharap nikmat yang sama bukan pindahnya kenikmatan itu dari orang lain kepada dirinya, maka hal ini tidaklah tercela, maka ketahuilah perbedaannya.
(Sumber : BEKAL DAKWAH AL-GHOZALI jilid 2)

Baca juga artikel kami lainnya :  Pandangan Kristen Terhadap Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Dakwah Islam - Artikel Populer