Kepribadian nabi Muhammad saw

Kepribadian nabi Muhammad saw - Nama dan kepribadian nabi muhammad saw

Nabi Muhammad Rosulullah saw. memiliki beberapa nama. Muslim meriwayatkan, bahwa beliau bersabda: "Aku memiliki beberapa nama:

# aku bernama Muhammad;

# aku bernama Ahmad;

# aku bernama Al-Makhi (penumpas), dimana Allah menumpas kekafiran karena aku;

#aku bernama khasyiir (pengumpul), dimana Allah mengumpulkan manusia atas risalahku;

# aku bernama Al-'Agib (penutup), dimana tidak ada seorang nabi lagi sesudahku; dan

# Allah memberiku pula nama Ro 'uf (penyantun) dan Rokhim (penyayang)." (HR. Muslim)

Muhammad Rosulullah saw. adalah nabi terakhir yang diutusoleh Allah SWT. "Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang diantara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan Allah Mengetahui segala sesuatu." (QS. 33/ Al-Ahzab: 40) Ayat inimenegaskan bahwa Nabi Muhammad saw. bukanlah bapak darisalah seorang sahabat, karena itu janda Zaid (bernama Zainab) dapat beliau nikahi.

Sebagai nabi dan rosul terakhir, Muhammad saw. tidak hanya diutus kepada segolongan umat seperti halnya nabi-nabi terdahulu,melainkan untuk seluruh umat manusia. "Kami mengutus engkau (Muhammad) menjadi rosul kepada (seluruh) manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi." (QS. 4/ An-Nisa': 79)

Nabi Muhammad Rosulullah saw. terkenal memiliki kepribadian dan jiwa kepemimpinan yang terpuji. Hal itu telah diungkapkan dalam ayat-ayat Al-Qur'an, antara lain: "Maka berkat rahmat Allah, engkau (Muhammad) berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu." (QS. 3/Ali Imron: 159) "Sungguh, telah datang kepadamu seorang rosul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, dia sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman." (QS. 9/ At-Taubah: 128)

Karena itu Allah SWT menegaskan, "Sungguh telah ada pada (din) Rosulullah itu teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat serta banyak mengingat Allah." (QS. 33/ Al-Ahzab: 21) "Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur," (QS. 68/Al-Qolam: 4) Allah SWT juga meninggikan namanya, "Kami tinggikan sebuatan (nama)mu bagimu." (QS. 94/ Al-Insyiroh: 4) Maksud ayat yang terakhir ini adalah, meninggikan derajat dan mengikutkan namanya dengan nama Allah dalam kalimat syahadat, serta menjadikan taat kepada nabi termasuk taat kepada Allah SWT.

Para sahabat juga memberikan kesaksian atas keluhuran akhlak Muhammad Rosulullah saw. baik selaku nabi maupun sebagai pemimpin umat. Antara lain mereka katakan, bahwa Nabi saw.:

1. sangat dermawan. Ibnu Syihab ra. mengemukakan, setelah perang di Hunain Rosulullah saw. memberi Shofwan bin Umaiyah seratus ekor ternak, kemudian ditambahnya seratus ekor lagi." (HR. Muslim)

2. selalu mengabulkan permintaan orang lain. Jabir bin Abdullah ra. menceritakan, "Apabila Rosulullah saw. dimintai sesuatu, beliau tidak pernah menjawab dengan perkataan: 'Tidak'." (HR. Muslim)

3. bersikap bijak. Abu Huroiroh ra. mengisahkan, ketika ada seorang Arab Dusun kencing di masjid para sahabat membentaknya. Lalu Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Biarkanlah dia. Dan siramlah kencingnya itu dengan seember air. Kalian semua diperintah untuk berlaku manis dan bijak. Bukan berlaku kasar dan menimbulkan kesulitan". (HR. Bukhori) Ketika itu lantai masjid yang dikencingi oleh orang Arab dusun tersebut berupa pasir. Jadi sekali disiram seember air, air kencingnya meresap ke dalam pasir.

4. pemberani. Anas bin Malik ra. mengungkapkan, "Rosulullah saw. adalah orang yang paling baik, paling pemurah, dan paling pemberani. Pada suatu malam penduduk Madinah dikejutkan oleh suatu suara. Lalu orang banyak keluar ke arah datangnya suara itu. Di tengah jalan mereka berpapasan dengan Rosulullah saw. yang hendak pulang. Rupanya beliau telah mendahului mereka ke tempat asal suara tersebut. Beliau mengendarai kuda yang dipinjamnya dari Abu Tholhah, sambil menyandang pedang. Sabda beliau: 'Jangan panik, jangan panik'. Kami dapati beliau memang santai-santai saja, dan berkuda perlahan-lahan". (HR. Muslim)

5. tempat berlindung para sahabat. Ali bin Abu Tholib ra. mengabarkan, "Pada saat pertempuran sedang hebat-hebatnya, kami selalu berlindung di belakang Rosulullah saw. Tidak ada orang yang lebih berani mendekati musuh seperti beliau". (HR. Muslim)

1 komentar:

Contoh Dakwah Islam - Artikel Populer