(Fasal) menjelaskan tentang
menggunakan alat siwak. Bersiwak termasuk salah satu kesunnahan wudu’.
|
(فَصْلٌ) فِي اسْتِعْمَالِ آلَةِ
السَّوَاكِ, وَهُوَ مِنْ سُنَنِ الْوُضُوْءِ
|
Siwak juga diungkapan untuk barang yang digunakan
bersiwak, yaitu kayu arak dan
sesamanya.
|
وَيُطْلَقُ
السِّوَاكُ أْيضًا عَلَى مَا يُسْتَاكُ بِهِ مِنْ أَرَاكٍ وَنَحْوِهِ
|
Hukum
Bersiwak
Siwak disunnahkan pada semua
keadaan.
|
(وَالسِّوَاكُ مُسْتَحَبٌّ فِيْ
كُلِّ حَالٍ)
|
Siwak tidak dimakruhkan tanzih kecuali setelah tergelincirnya
matahari bagi orang yang berpuasa, baik puasa fardlu atau sunnah.
|
وَلَا يُكْرَهُ
تَنْزِيْهًا (إَلَّا بَعْدَ الزَّوَالِ لِلصَّائِمِ) فَرْضًا أَوْ نَفْلًا
|
Hukum makruh tersebut
menjadi hilang dengan terbenamnya matahari. Namun imam an Nawawi lebih
memilih hukum tidak makruh secara mutlak.
|
وَتَزُوْلُ
الْكَرَاهَةُ بِغَرُوْبِ الشَّمْسِ وَاخْتَارَ النَّوَوِيُّ عَدَمَ الْكَرَاهَةِ
مُطْلَقًا
|
Tempat-Tempat
Yang Sangat Disunnahkan Untuk Bersiwak
Siwak di dalam tiga tempat
hukumnya lebih disunnahkan dari pada tempat yang lain.
|
(وَهُوَ) أَيِ السِّوَاكُ (فِيْ
ثَلَاثَةِ مَوَاضِعَ أَشَدُّ اسْتِحْبَابًا) مِنْ غَيْرِهَا
|
Salah satunya adalah ketika
berubahnya keadaan mulut sebab azm.
Ada yang mengatakan bahwa azm adalah
diam terlalu lama. Dan ada yang mengatakan azm adalah tidak makan.
|
أَحَدُهَا
(عِنْدَ تَغَيُّرِ الْفَمِّ مِنْ أَزْمٍ) قِيْلَ هُوَ سُكُوْتٌ طَوْيِلٌ وَقِيْلَ
تَرْكُ الْأَكْلِ
|
Mushannif mengungkapkan “wa ghairuhu” (dan sebab selain azm), tidak lain agar mencakup
perubahan keadaan mulut sebab selain azm, seperti memakan barang yang berbau
kurang sedap yaitu bawang merah, bawang putih dan selainnya.
|
وَإِنَّمَا
قَالَ (وَغَيْرِهِ) لِيَشْمُلَ تَغَيُّرَ الْفَمِّ بِغَيْرِ أَزْمٍ كَأَكْلِ ذِيْ
رِيْحٍ كَرِيْهٍ مِنْ ثَوْمٍ وَبَصْلٍ وَغَيْرِهِمَا.
|
Yang kedua adalah saat
bangun tidur.
|
(وَ) الثَّانِيْ (عِنْدَ الْقِيَامِ)
أَيِ الْاِسْتِيْقَاظِ (مِنَ النَّوْمِ)
|
Dan yang ketiga adalah saat
hendak sholat, baik sholat fardlu atau sunnah.
|
(وَ) الثَّالِثُ (عِنْدَ الْقِيَامِ
إِلَى الصَّلَاةِ) فَرْضًا أَوْ نَفْلً
|
Juga sangat dianjurkan di selain
tiga tempat yang sudah dijelaskan di atas, yaitu di tempat-tempat yang disebutkan
di kitab-kitab yang penjang penjelasannya, seperti saat membaca Al Qur’an dan
kuningnya gigi.
|
وَيَتَأَكَّدُ
أَيْضًا فِيْ غَيْرِ الثَّلَاثَةِ الْمَذْكُوْرَةِ مِمَّا هُوَ مَذْكُوْرٌ فِي
الْمُطَوَّلَاتِ كَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ وَاصْفِرَارِ الْأْسْنَانِ
|
Tata
Cara Bersiwak
Saat bersiwak disunnahkan
untuk niat sunnah siwakan, bersiwak dengan tangan kanan, memulai dari mulut
bagian kanan, dan menjalankan siwak secara lembut ke bagian langit-langit
tenggorokan dan gigi-gigi geraham.
|
وَيُسَنُّ
أَنْ يَنْوِيَ بِالسِّوَاكِ السُّنَةَ. وَأَنْ يَسْتَاكَ بِيَمِيْنِهِ وَيَبْدَأَ
بَالْجَانِبِ الْأَيْمَنِ مِنْ فَمِّهِ وَأَنْ يُمِرَّهُ عَلَى سَقَفِ حَلْقِهِ إِمْرَارًا
لَطِيْفًا وَعَلَى كَرَاسِي أَضْرَاسِهِ .
|
(Sumber : Kitab Fathul Qorib)
Baca juga artikel kami lainnya : Malaikat Dan Tugasnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar