(فَصْلٌ) فِيْ ذِكْرِ شَيْئٍ مِنَ الْأَعْيَانِ الْمُتَنَجِّسَةِ
وَمَا يَطْهُرُ مِنْهَا بِالدِّبَاغِ وَمَالَايَطْهُرُ
|
(Fasal) menjelaskan tentang barang-barang najis, barang-barang najis yang
bisa suci dengan cara di-samak dan yang tidak bisa suci (dengan cara di-samak).
|
(وَجُلُوْدُ الْمَيْتَةِ) كُلِّهَا (تَطْهُرُ
بِالدِّبَاغِ) سَوَاءٌ فِيْ ذَلِكَ مَيْتَةُ مَأْكُوْلِ اللَّحْمِ وَغَيْرِهِ
|
Kulit bangkai
semuanya bisa suci dengan cara di-samak. Dalam hal itu baik bangkai binatang yang halal dimakan dan yang tidak halal dimakan.
|
Tata Cara Menyamak
وَكَيْفِيَّةُ الدَّبْغِ أَنْ يَنْزِعَ فُضُوْلَ
الْجِلْدِ مِمَّا يُعَفِّنُهُ مِنَ الدَّمِ وَنَحْوِهِ بِشَيْئٍ حِرِّيْفٍ كَعَفْصٍ
وَلَوْكَانَ الْحِرِّيْفُ نَجِسًا كَذَرْقِ حَمَامٍ كَفَى فِي الدَّبْغِ
|
Tata cara menyamak
adalah menghilangkan fudlulul (hal-hal yang melekat) kulit yang bisa
membuat busuk yaitu berupa darah dan sesamanya, dengan menggunakan barang
yang asam / pahit seperti tanaman afshin[1]. Jika barang pahit
yang digunakan itu najis seperti kotoran burung dara, maka sudah dianggap
cukup dalam penyamakan.
|
(إِلَّاجِلْدَ الْكَلْبِ وَالْحِنْزِيْرِ
وَمَا تَوَلَّدَ مِنْهُمَا أَوْ مِنْ أَحَدِهِمَا) مَعَ حَيَّوَانٍ طَاهِرٍ, فَلَا
يَطْهُرُ بَالدِّبَاغِ
|
Kecuali kulit
bangkai anjing, babi, keturunan keduanya, atau keturunan salah satu dari
keduanya hasil perkawinan dengan binatang yang suci. Maka kulit
binatang-binatang ini tidak bisa suci dengan cara di-samak.
|
(وَعَظْمُ الْمَيْتَةِ وَشَعْرُهَا نَجِسٌ)
وَكَذَا الْمَيْتَةُ أَيْضًا نَجِسَةٌ
|
Tulang dan bulunya
bangkai hukumnya adalah najis. Begitu juga bangkainya itu sendiri hukumnya juga najis.
|
وَأُرِيْدَ بِهَا الزَّائِلَةُ الْحَيَّاةِ
بِغَيْرِ ذَكَّاةٍ شَرْعِيَّةٍ.
|
Yang dikehendaki
dengan bangkai adalah binatang yang mati sebab selain sembelihan secara
syar’i.
|
فَلَا يُسْتَثْنَى حِيْنَئِذٍ جَنِيْنُ الْمُذَكَّاةِ
إِذَا خَرَجَ مِنْ بَطْنِ أُمِّهِ مَيْتًا, لِأَنَّ ذَكَّاتَهُ فِيْ ذَكَّاةِ أُمِّهِ.
وَكَذَا غَيْرُهُ مِنَ الْمُسْتَثْنَيَاتِ الْمَذْكُوْرَةُ فِي الْمَبْسُوْطَاتِ
|
Kalau demikian,
maka tidak perlu dikecualikan janinnya binatang yang disembelih (secara
syar’i) yang keluar dari perut induknya dalam keadaan mati. Begitu juga bentuk-bentuk
pengecualian lain yang dijelaskan di dalam kitab-kitab yang luas
keterangannya.
|
ثُمَّ اسْتَثْنَى مِنْ شَعْرِ الْمَيْتَةِ
قَوْلَهُ (إِلَّا الْآدَمِيَّ) أَيْ فَإِنَّ شَعْرَهُ طَاهِرٌ كَمَيْتَتِهِ.
|
Kemudian
mushannaif mengecuali-kan dari bulu bangkai yaitu ungkapan beliau yang
berbunyi, “kecuali anak Adam.” Maksudnya, maka sesungguhnya rambut dan bulu anak Adam hukumnya
suci.
|
[1] Sejenis tanaman yang berbau wangi dan rasanya pahit.
(Sumber : Kitab Fathul Qorib)
Baca juga artikel kami lainnya : Malaikat Dan Tugasnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar