Hilangnya Amarah Dengan Riyadlah (Latihan) dan Lainnya

Ketahuilah sesungguhnya ketika manusia menyukai sesuatu dan membenci sesuatu, maka dia tidak akan terlepas dari marah dan amarah, karena hal itu sudah menjadi tuntutan watak manusiawi. Namun terkadang riyadlah akan berfaedah untuk meredakan amarah. Hal itu bisa berhasil dengan perjuangan, berusaha lunak, dan menanggung berat dalam beberapa waktu, sehingga sikap lunak dan menanggung berat akan menjadi budi pakerti yang menancap kuat.

Riyadlah bukan untuk menghilangkan amarah secara total karena hal itu tidak mungkin, akan tetapi agar bisa di gunakan pada batas yang di sunnahkan oleh syareat dan dianggap baik oleh akal sehat. hal itu dengan memecah batas amarah dan melemahkannya, sehingga kobaran amarah tidak terlalu besar di dalam hati. Batas maksimal lemahnya amarah adalah dampaknya tidak nampak di wajah.

Terkadang hilangnya amarah secara total bisa di gambarkan ketika kekuatan tauhid sangat dominan dan kuat, atau dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Swt menyukai jika dia tidak mudah marah. Sehingga kekuatan rasa cinta kepada Allah Swt bisa meredakan amarahnya. Atau dengan cara menyibukkan diri dengan sesuatu yang lebih penting daripada marah-marah, sehingga tidak ada peluang di dalam hati untuk marah karena hati sudah tersibukkan dengan hal lain. Karena sesungguhnya hati yang sudah tercurahkan untuk sebagian permasalahan yang penting, maka dia sudah tidak sempat lagi merasakan hal yang lain.

Menjelaskan Hal-Hal Yang Bisa Membangkitkan Amarah

    Engkau telah tahu bahwa sesungguhnya cara mengobati setiap penyakit yaitu dengan menutup sumbernya dan menghilangkan penyebab-penyebabnya, sehingga mau tidak mau harus mengetahui sebab-sebab kemarahan. Hal-hal yang membangkitkan kemarahan adalah rasa sombong, membanggakan diri sendiri, bergurau, gojlokan/mengejek, menghina, berdebat, permusuhan, penghianatan, dan sangat cinta untuk menghasilkan harta dan pangkat. Semua itu adalah kumpulan dari akhlak-akhlak rendah yang tercela secara syareat.

Seseorang tidak akan bisa selamat dari kemarahan ketika sebab-sebab ini masih ada. Maka harus di hilangkan dengan melakukan hal-hal yang bertolak belakang dengan sebab-sebab tersebut. Hendaknya engkau harus memusnahkan rasa sombong dengan sikap tawadlu’, meredam rasa bangga diri dengan menyadari diri sendiri, menghilangkan rasa tinggi diri dengan merasa bahwa sesungguhnya dirimu termasuk dari jenis makhluk yang paling minoritas, karena sesungguhnya nasab seluruh manusia bersumber dari satu nenek moyang. Bangga diri hanya di lakukan dengan hal-hal yang utama, sedangkan tinggi diri dan membanggakan diri termasuk dari hal-hal tercela yang paling besar.

    Adapun cara menghilangkan canda gurau (al mijah) adalah menyibukkan diri dengan melakukan hal-hal agama yang penting dan bisa menghabiskan umur sehingga tidak tersisa lagi untuk bergurau. Adapun cara menghilangkan bergurau (al hajl) adalah bersungguh-sungguh untuk mencari keutamaan-keutamaan, akhlak yang baik, dan ilmu-ilmu agama yang bisa mengantarkan dirimu kepada keberuntungan akhirat.

    Adapun gojlokan / mengejek akan bisa engkau hilangkan dengan menghindarkan diri dari menyakiti orang lain dan menjaga diri agar tidak di hina orang lain. Adapun kebiasaan mencaci maki bisa di hilangkan dengan menjauhkan diri dari kata-kata yang jelek dan menjaga diri dari jawaban orang lain yang pahit. Adapun rasa sangat menginginkan harta dan pangkat bisa di hilangkan dengan sabar menghadapi sulitnya kehidupan dengan menerima sekedar kebutuhan saja, karena untuk mencari kemulian berupa tidak butuh kepada orang lain dan menghindarkan diri dari kehinaan meminta-minta kepada orang lain.

    Setiap akhlak dan sifat-sifat ini bisa di sembuhkan dengan latihan dan menanggung kesulitan. Inti dari latihan itu adalah mengetahui bahaya-bahaya dari sifat-sifat ini agar hati merasa benci kepada sifat-sifat tersebut dan lari darinya, kemudian membiasakan diri melakukan hal-hal yang berlawanan dengan sifat-sifat tersebut dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga dengan terbiasa, maka sifat-sifat yang bertolak belakang ini akan terasa ringan dan di sukai oleh hati. Ketika sifat-sifat buruk itu hilang total dari hati, maka sesungguhnya hati tersebut telah menjadi bersih dan suci dari sifat-sifat tercela ini, dan juga akan terbebas dari amarah yang muncul darinya.

    Sesuatu yang paling bisa membangkitkan kemarahan mayoritas orang-orang bodoh adalah anggapan mereka bahwa kemarahan adalah sebuah bentuk keberanian dan kemuliaan. Sehingga hati mereka condong dan menilai baik terhadap amarah. Hal ini adalah bentuk dari kebodohan bahkan termasuk penyakit hati dan kurangnya akal. Cara mengobati orang bodoh seperti ini adalah menceritakan kisah-kisah orang bijak dan pemaaf serta sikap mampu menahan amarah yang terpuji dari mereka, karena semua sikap itu merupakan ajaran dari para nabi dan para ulama’.
(Sumber : BEKAL DAKWAH AL-GHOZALI jilid 2)

Baca juga artikel kami lainnya :  Pandangan Kristen Terhadap Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Dakwah Islam - Artikel Populer