Makna Ibadah, kala lelah menghadapi aneka masalah, seseorang yang awam bertanya, "sesungguhnya apakah tujuan kita dihidupkan?" Orang-orang yang menderita penyakit parah berkepanjangan juga melontarkan pertanyaan serupa. Namun pertanyaan tersebut di luar dugaan beberapa kali terlontar pula dari orang-orang yang kaya-raya. Padahal mereka punya rumah mewah, beberapa mobil mahal, uangnya melimpah, dan hampir setiap hari berfoya-foya. Tetap ternyata rutinitas yang menggembirakan itu tidak selamanya membuatnya bahagia. Malahan menjadikan mereka bosan. Pada batas kesadarannya, mereka pun mengajukan pertanyaan yang sama. "Sebenarnya apakah tujuan hidup kita?"
Hanya orang-orang yang beriman yang memahami bahwa tujuan , dan hidupnya adalah untuk beribadah. "Aku tidak menciptakan manusia, melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (QS. 51/Adz-Dzariyat: 56) "(Dialah) Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya.” (QS. 19/Maryarn: 65)
Jelaslah dalam keadaan bagaimana pun, orang-orang beriman menyadari tujuan hidupnya untuk beribadah kepada Allah SWT. Jika miskin ia akan berusaha sekuat tenaga mencari nafkah, karena bekerja itu terhitung ibadah. Apabila kaya-raya, ia juga bisa memanfaatkan harta-bendanya untuk beribadah kepada-Nya. Yakni dengan membantu meringankan beban fakir miskin, serta menyantuni dan menyekolahkan anak-anak yatim.
Sekalipun beribadah itu tujuan hidup kita, namun janganlah berlebihan. Abdullah ibnu 'Amr ra. Mengungkapkan, bahwa Nabi saw. bertenya kepadanya, "Aku telah mendengar berita bahwa engkau senantiasa sholat sepanjang malam, dan selalu berpuasa di siang harinya." Abdullah ibnu 'Amr menjawab, "Ya, aku mengerjakan tersebut." Lalu Rosulullah bersabda, "Sungguh jika engkau mengerjakan hal itu niscaya matamu mengantuk dan tubuhmu lemah. Sungguh engkau berkewajiban memenuhi hak tubuhmu dan keluargamu, karena itu berpuasalah dan berbukalah. Sholatlah dan tidurlah". (HR. Syaikhon)
Aisyah ra. menuturkan, bahwa Nabi saw. datang untuk menggilirnya. Pada saat itu Aisiyah sedang bersama seorang wanita. Nabi saw. bertanya, “Siapakah wanita ini?" Aisyah menuturkan, "Ya Rosulullah, dia adalah penduduk Madinah yang paling banyak ibadahnya. Dia tidak pernah tidur malam." Nabi Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Kerjakanlah ibadah menurut kemampuan kalian. Demi Allah, Dia tidak akan bosan sehingga kalian sendirilah yang bosan. Amal ibadah yang paling disukai oleh Allah SWT adalah yang dikerjakan secara terus-menerus". (HR. Lima Ahli Hadits kecuali Tirmidzi).
Kedua hadits di atas menegaskan bahwa kita tidak diperbolehkan ibadah secara berlebihan hingga tidak tidur malam. Sebab ibadah yang paling disukai Allah adalah yang dilakukan secara terus-menerus (rutin/berkelanjutan) walaupun sedikit. Misalnya sholat dhuha cukup dua rokaat saja, namun dilakukan setiap hari. Atau sholat tahajud sebanyak dua rokaat saja, tetapi dilakukan setiap malam. Demikian juga dengan ibadah membaca Al-Our’an harus dilakukan secara rutin setiap hari, walaupun yang dibaca hanya satu 'ain (rukul). Hal itu ditegaskan dalam hadits berikut ini. Aisyah mengemukakan, Rosulullah saw. pernah ditanya seseorang), "Amal apakah yang paling disukai oleh Allah?" Lalu Rosulullah saw. menjawab, "Yang terus-menerus dilakukan sekalipun sedikit." (HR. Syaikhon dan Tirmidzi)
MAKNA IBADAH
Apakah ibadah itu? Ditinjau dari segi bahasa, ibadah memiliki arti taat atau patuh atau menurut. Para ahli tauhid mengartikan ibadah dengan meng-Esakan Allah serta menundukkan diri dan jiwa kita kepada-Nya. Makna ini didasarkan pada ayat, "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. (QS. 4/An-Nisa’). Namun ibadah, menurut Ahli fiqih adalah apa yang kita kerjakan untuk meraih keridhoan Allah SWT dan mengharap pahala-Nya akhirat kelak.
Agar ibadah kita itu mendapatkan ridho dari Allah SWT, maka ada dua syarat yang harus dipenuhi
1. Sah. Maksudnya perbuatan ibadah (misalnya sholat atau puasa atau haji yang kita kerjakan) tersebut harus sesuai dengan ketentuan hukum Islam.
2. Ikhlas, yakni mengerjakannya semata-mata karena Allah. Bukan karena mengharap dipuji oleh sesama manusia. "Dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati. (QS. 2/Al-Baqoroh: 139) Katakanlah (Hai Muhammad), "Sesungguhnya aku diperintahkan agar menyembah Allah dengan penuh ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri." (QS. 39/Az-Zumar: 11-12)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Contoh Dakwah Islam - Artikel Populer
-
ILMU HADITS RIWAYAH DAN DIRAYAH MASALAH LAIN yang perlu kita pahami dalam mempelajari hadits, adalah kajian mengenai hadits yang disebut ...
-
Isi Kitab Zabur Kitab Zabur adalah kumpulan firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Dawud as. "Dan sungguh, Kami telah memberi...
-
Sejarah Kitab Injil Injil adalah kitab yang berisi firman-firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Isa as. (Yesus Kristus), putra dar...
-
Pengertian Syariat Islam - Syariat artinya jalan yang sesuai dengan undang-undang (peraturan) Allah SWT. Allah menurunkan agama Islam kep...
-
Macam-macam puasa wajib Sesungguhnya puasa wajib itu ada empat, yaitu : 1. Puasa Ramadhan yaitu puasa yang dilaksanakan selama bualn R...
-
Kisah 25 Nabi dan Rasul Lengkap Berikut kami sajika sekelumit kisah 25 (dua puluh lima) nabi dan rosul yang harus diyakini oleh Umat Isl...
-
Contoh Dakwah Islam - ISLAM adalah agama yang berasal dari Allah SWT yang diturunkan melalui utusanya Muhammad saw. Ajaran-ajaran Islam t...
-
Pengertian Ijtihad Ijtihad adalah usaha yang sungguh-sungguh dengan mengerahkan segala kemampuan nalar untuk menyelidiki dan menetapkan h...
-
Asmaul Husna dan Artinya Asmaul Husna berasal dari kata ismi (nama) husna (baik). Artinya nama-nama yang terbaik . Nama-nama tersebut han...
-
Pengertian Warisan : Pembagian Harta Warisan PENGERTIAN WARISAN , adalah berpindahnya hak dan kewajiban atas segala sesuatu baik harta m...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar