Selain
mushannif menyebutkan hukum tarikus
shalat (orang yang meninggalkan sholat) di dalam permasalahan ubudiyah
(ibadah). Sedangkan mushannif menyebutkannya di sini, beliau berkata.
|
وَذَكَرَ
غَيْرُ الْمُصَنِّفِ حُكْمَ تَارِكِ الصَّلَاةِ فِيْ رُبُعِ الْعِبَادَاتِ وَأَمَّا
الْمُصَنِّفُ فَذَكَرَهُ هُنَّا فَقَالَ.
|
|
|
(Fasal)
orang yang meninggalkan sholat yang telah diketahui ada dua macam, dan bisa
diarahkan terhadap meninggalkan salah satu dari sholat lima waktu saja.
|
(فَصْلٌ) وَتَارِكُ الصَّلَاةِ
الْمَعْهُوْدَةِ الصَّادِقَةِ بِإِحْدَى الْخَمْسِ (عَلَى ضَرْبَيْنِ
|
Salah
satunya, seseorang meninggalkan sholat dan ia adalah orang mukallaf dan tidak
meyaqini terhadap kewajiban shalat tersebut, maka hukumnya, maksudnya orang
yang meninggalkan shalat tersebut adalah hukumnya orang murtad, dan baru saja
dijelaskan hukumnya.
|
أَحَدُهُمَا
أَنْ يَتْرُكَهَا) وَهُوَ مُكَلَّفٌ (غَيْرُ مُعْتَقِدٍ لِوُجُوْبِهَا فَحُكْمُهُ)
أَيِ التَّارِكِ لَهَا (حُكْمُ الْمُرْتَدِّ) وَسَبَقَ قَرِيْبًا بَيَانُ حُكْمِهِ
|
Yang
kedua adalah ia meninggalkan sholat karena malas hingga waktu shalat tersebut
keluar, namun ia tetap menyaqini kewajibannya, maka orang seperti ini disuruh
bertaubat.
|
(وَالثَّانِيْ أَنْ يَتْرُكَهَا
كَسْلًا) حَتَّى يَخْرُجَ وَقْتُهَا حَالَ كَوْنِهِ (مُعْتَقِدًا لِوُجُوْبِهَا فَيُسْتَتَابُ
|
Sehingga,
jika ia mau bertaubat da melaksanakan sholat, -maka hukumnya jelas-. Dan ini
adalah penjelasan cara taubat.
|
فَإِنْ تَابَ
وَصَلَّى) وَهُوَ تَفْسِيْرٌ لِلتَّوْبَةِ
|
Jika
tidak, maksudnya jika ia tidak mau bertaubat, maka berhak dibunuh sebagai
hukuman bukan karena kufur.
|
(وَإِلَّا) أَيْ وَإِنْ لَمْ يَتُبْ
(قُتِلَ حَدًّا) لَا كُفْرًا
|
Dan
orang ini hukumnya adalah orang islam di dalam masalah dimakamkan di
pemakaman muslimin dan makamnya tidak boleh dihilangkan.
|
(وَكَانَ حُكْمُهُ حُكْمَ الْمُسْلِمِيْنَ)
فِيْ الدَّفْنِ فِيْ مَقَابِرِهِمْ وَلَا يُطْمَسُ قَبْرُهُ
|
والله أعلم بالصواب
(Sumber : Kitab Fathul Qorib)
Baca juga artikel kami lainnya : Sifat Dasar Manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar