(Fasal)
menjelaskan hukum-hukum shiyal dan
kerusakan yang dilakukan binatang.
|
(فَصْلٌ) فِيْ أَحْكَامِ (الصِّيَالِ) وَإِتْلَافِ
الْبَهَائِمِ
|
Barang
siapa hendak disakiti badan, harta, atau wanitanya, semisal ada seseorang
yang hendak berbuat jahat padanya, ia hendak membunuhnya, mengambil hartanya
walaupuN hanya sedikit, atau menodahi wanitanya, kemudian ia mempertahankan
diri, harta atau wanitanya, dan ia membunuh orang yang melakukan hal tersebut
karena untuk menolak kejahatannya, maka bagi dia tidak wajib memberi ganti
rugi dengan qishash, diyat dan
tidak juga dengan kafarat.
|
(وَمَنْ قُصِدَ) بِضَمِّ أَوَّلِهِ (بِأذًى
فِيْ نَفْسِهِ أَوْ مَالِهِ أَوْ حَرِيْمِهِ) بِأَنْ صَالَ عَلَيْهِ شَخْصٌ يُرِيْدُ
قَتْلَهُ أَوْ أَخْذَ
مَالِهِ وَإِنْ قَلَّ أَوْ وَطْءَ حَرِيْمِهِ (فَقَاتَلَ عَنْ ذَلِكَ) أَيْ عَنْ
نَفْسِهِ أَوْ مَالِهِ أَوْ حَرِيْمِهِ (وَقَتَلَ) الصَّائِلَ عَلَى ذَلِكَ دَفْعًا
لِصِيَالِهِ (فَلَاضَمَانَ عَلَيْهِ) بِقِصَاصٍ وَلَا دِيَةَ وَلَا كَفَارَةٍ
|
Orang
yang naik binatang tunggangan, baik ia adalah pemiliknya, meminjam, menyewa
atau mengghasabnya, maka dia wajib mengganti barang yang telah dirusak oleh
tunggangannya.
|
(وَعَلَى رَاكِبِ الدَّابَةِ) سَوَاءٌ كَانَ
مَالِكَهَا أَوْ مُسْتَعِيْرَهَا أَوْ مُسْتَأْجِرَهَا أَوْ غَاصِبَهَا (ضَمَانُ
مَا أَتْلَفَتْهُ دَابَتُهُ)
|
Baik
kerusakan tersebut dengan kaki depan, kaki belakang atau yang lainnya.
|
سَوَاءٌ كَانَ
الْإِتْلَافُ بِيَدِّهَا أَوْ رِجْلِهَا أَوْ غَيْرِ ذَلِكَ
|
Seandainya
tunggangannya kencing atau berak di jalan kemudian hal itu menyebabkan nyawa
atau harta menjadi rusak, maka tidak ada beban ganti rugi pada dirinya.
|
وَلَوْ بَالَتْ
أَوْ رَاثَتْ بِطَرِيْقٍ فَتَلِفَ بِذَلِكَ نَفْسٌ أَوْ مَالٌ فَلَا ضَمَانَ
.
|
(Sumber : Kitab Fathul Qorib)
Baca juga artikel kami lainnya : Sifat Dasar Manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar