(Fasal)
menjelaskan tentang qadzaf.
|
(فَصْلٌ) فِيْ بَيَانِ الْقَذْفِ
|
Qadzaf
secara bahasa adalah menuduh secara mutlak. Dan secara syara’ adalah menuduh
zina atas dasar mencemarkan nama baik, agar supaya mengecualikan persaksian
zina.
|
وَهُوَ لُغَةً
الرَّمْيُ وَشَرْعًا الرَّمْيُ بِالزِّنَا عَلَى جِهَّةِ التَّعْيِيْرِ لَتَخْرُجَ
الشَّهَادَةُ بِالزِّنَا
|
Ketika
seseorang menuduha orang lain telah berbuat zina seperti ucapannya, “engkau telah zina,” maka ia berhak mendapatkan
had qadzaf berupa delapan puluh cambukan sebagaimana yang akan dijelaskan.
Lafadz “qadzaf” dengan menggunakan huruf dzal yang diberi titik satu,
|
(وَإِذَا قَذَفَ) بِذَالٍ مُعْجَمَةٍ
(غَيْرَهُ بِالزِّنَا) كَقَوْلِهِ زَنَيْتَ (فَعَلَيْهِ حَدُّ الْقَذْفِ) ثَمَانِيْنَ
جَلْدَةً كَمَا سَيَأْتِيْ
|
Hal ini
jika memang si penuduh bukan ayah atau ibu orang yang dituduh, walaupun
keduanya hingga sampai atas sebagaimana yang akan dijelaskan.
|
هَذَا إِنْ
لَمْ يَكُنِ الْقَاذِفُ أَبًّا أَوْ أُمًّا وَإِنْ عَلَيَا كَمَا سَيَأْتِيْ
|
Syarat Had
Qadzaf
Dengan
delapan syarat. Tiga syarat di antaranya pada orang yang menuduh. Dalam
sebagian redaksi dengan menggunakan lafadz, “tsalatsun.”
|
(بِثَمَانِيَةِ شَرَائِطَ ثَلَاثَةٍ)
وَفِيْ بَعْضِ النُّسَخِ ثَلَاثٌ (مِنْهَا فِيْ الْقَاذِفِ
|
Yaitu,
si penuduh adalah orang yang sudah baligh dan berakal.
|
وَهُوَ أَنْ
يَكُوْنَ بَالِغًا عَاقِلًا)
|
Sehingga
anak kecil dan orang gila tidak berhak dihad sebab keduanya menuduh zina pada
seseorang.
|
فَالصَّبِيُّ
وَالْمَجْنُوْنُ لَا يُحَدَّانِ بِقَذْفِهِمَا شَخْصًا
|
Si
penuduh bukan orang tua orang yang dituduh.
|
(وَأَنْ لَا يَكُوْنَ وَالِدًا
لِلْمَقْذُوْفِ)
|
Sehingga,
seandainya seorang ayah atau ibu walaupun keduanya hingga ke atas menuduh
zina terhadap anaknya walaupun hingga ke bawah, maka ia tidak berhak mendapat
had.
|
فَلَوْ قَذَفَ
الْأَبُّ أَوِ الْأُمُّ
وَإِنْ عَلَا وَلَدَهُ وَإِنْ سَفُلَ لَا حَدَّ عَلَيْهِ.
|
Dan
lima syarat pada maqdzuf (orang
yang dituduh).
|
(وَ خَمْسَةٌ فِيْ الْمَقْذُوْفِ
|
Yaitu,
orang yang dituduh adalah orang islam, baligh, berakal, merdeka dan terjaga
dari zina.
|
وَهُوَ أَنْ
يَكُوْنَ مُسْلِمًا بَالِغًا عَاقِلًا حُرًّا عَفِيْفًا) عَنِ الزِّنَا
|
Sehingga
tidak ada hukum had sebab seseorang menuduh zina pada orang kafir, anak
kecil, orang gila, budak atau orang yang pernah melakukan zina.
|
فَلَا حَدَّ
بِقَذْفِ الشَّخْصِ كَافِرًا أَوْ صَغِيْرًا أَوْ مَجْنُوْنًا أَوْ رَقِيْقًا أَوْ
زَانِيًا
|
Jumlah Had
Qadzaf
Orang
merdeka yang menuduh zina dihukum had sebanyak delapan puluh cambukan.
|
(وَيُحَدُّ الْحُرُّ) الْقَاذِفُ
(ثَمَانِيْنَ) جَلْدَةً
|
Dan
seorang budak -yang menuduh zina- mendapat had empat puluh cambukan.
|
(وَ) يُحَدُّ (الْعَبْدُ أَرْبَعِيْنَ)
جَلْدَةً
|
Gugurnya Had
Qadzaf
Had
qadzaf menjadi gugur dari orang yang menuduh sebab tiga perkara,
|
(وَيَسْقُطُ) عَنِ الْقَاذِفِ (حَدُّ
الْقَذْفِ بِثَلَاثَةِ أَشْيَاءَ)
|
Salah
satunya mendatangkan saksi, baik yang dituduh adalah orang lain atau istrinya
sendiri.
|
أَحَدُهَا
(إِقَامَةُ الْبَيِّنَةِ) سَوَاءٌ كَانَ الْمَقْذُوْفُ أَجْنَبِيًّا أَوْ زَوْجَةً
|
|
|
Yang
kedua disebutkan di dalam perkataan mushannif, “atau orang yang dituduh
memaafkan”, maksudnya pada orang yang menuduh.
|
وَالثَّانِيْ
مَذْكُوْرٌ فِيْ قَوْلِهِ (أَوْ عَفْوُ الْمَقْذُوْفِ) أَيْ عَنِ الْقَاذِفِ
|
Yang
ketiga disebutkan di dalam perkataan beliau, “melakukan sumpah li’an di dalam
haknya istri.”
|
وَالثَّالِثُ
مَذْكُوْرٌ فِيْ قَوْلِهِ (وَ اللِّعَانُ فِيْ حَقِّ الزَّوْجَةِ)
|
Li’an
telah dijelaskan di dalam perkataan mushannif, “fasal, ketika seseorang menuduh .....”
|
وَسَبَقَ
بَيَانُهُ فِيْ قَوْلِ الْمُصَنِّفِ فَصْلٌ وَإِذَا رَمَى الرَّجُلُ إِلَخْ.
|
(Sumber : Kitab Fathul Qorib)
Baca juga artikel kami lainnya : Sifat Dasar Manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar