(Fasal)
menjelaskan tentang diyat.
|
(فَصْلٌ) فِيْ بَيَانِ الدِّيَّةِ
|
Diyat
adalah harta yang wajib dibayar sebab telah melukai orang merdeka baik nyawa
atau anggota badan.
|
وَهِيَ الْمَالُ
الْوَاجِبُ بِالْجِنَايَةِ عَلَى حُرٍّ فِيْ نَفْسٍ أَوْ طَرْفٍ
|
Pembagian
Diyyat
Diyat
ada dua macam, mughaladhah (yang
berat) dan mukhaffah (yang ringan),
dan tidak ada yang ketiga.
|
(وَالدِّيَّةُ عَلَى ضَرْبَيْنِ
مُغَلَّظَةٍ وَمُخَفَّفَةٍ) وَلَا ثَالِثَ لَهُمَا
|
Diyat mughallah, sebab membunuh laki-laki
merdeka yang beragama islam dengan
sengaja, adalah seratus ekor onta.
|
(فَالْمُغَلَّظَةُ) بِسَبَبِ قَتْلِ
الذَّكَرِ الْحُرِّ الْمُسْلِمِ عَمْدًا (مِائَةٌ مِنَ الْإِبِلِ)
|
Seratus
onta tersebut dibagi tiga. Tiga puluh ekor berupa onta hiqqah. Tiga puluh ekor berupa onta jadz’ah. Pengertian kedua onta ini telah dijelaskan di dalam
kitab “ZAKAT”. Dan empat puluh ekor berupa onta khalifah. Lafadz khalifah
dengan membaca fathah huruf kha’nya yang diberi titik satu di atas, membaca
kasrah huruf lamnya, dan menggunakan huruf fa’.
|
وَالْمِائَةُ
مُثَلَّثَةٌ (ثَلَاثُوْنَ حِقَّةً وَثَلَاثُوْنَ جَذْعَةٌ) وَسَبَقَ مَعْنَاهُمَا
فِيْ كِتَابِ الزَّكَاةِ (وَأَرْبَعُوْنَ خَلِفَةً) بِفَتْحِ الْخَاءِ الْمُعْجَمَةِ
وَكَسْرِ اللَّامِ وَبِالْفَاءِ
|
Mushannif
menafsiri onta khalifah tersebut
dengan perkataan beliau, “di dalam
perut onta tersebut terdapat anaknya.”
|
وَفَسَّرَهَا
الْمُصَنِّفُ بِقَوْلِهِ (فِيْ بُطُوْنِهَا أَوْلَادُهَا)
|
Yang
dikehendaki, empat puluh ekor onta tersebut adalah onta-onta yang sedang
hamil. Kehamilan onta tersebut bisa ditetapkan dengan ucapan pakar ahli
tentang onta.
|
وَالْمَعْنَى
أَنَّ الْأَرْبَعِيْنَ حَوَامِلُ وَيَثْبُتُ حَمْلُهَا بِقَوْلِ أَهْلِ الْخُبْرَةِ
بِالْإِبِلِ.
|
Diyat mukhaffah sebab membunuh laki-laki
merdeka yang muslim adalah seratus ekor onta.
|
(وَالْمُخَفَّفَةُ) بِسَبَبِ قَتْلِ
الذَّكَرِ الْحُرِّ الْمُسْلِمِ (مِائَةٌ مِنَ الْإِبِلِ)
|
Seratus
dibagi lima. Dua puluh ekor berupa onta hiqqah,
dua puluh ekor berupa onta jadz’ah,
dua puluh ekor berupa onta bintu labun,
dua puluh ekor berupa onta ibn labun,
dan dua puluh ekor berupa onta bintu
makhadl.
|
وَالْمِائَةُ
مُخَمَّسَةٌ (عِشْرُوْنَ حِقَّةً وَعِشْرُوْنَ جَذْعَةً وَعِشْرُوْنَ بِنْتَ لَبُوْنٍ
وَعِشْرُوْنَ ابْنَ لَبُوْنٍ وَعِشْرُوْنَ بِنْتَ مَخَاضٍ)
|
Proses
Pengambilan Diyyat
Ketika
onta wajib dibayar oleh si pembunuh atau waris ‘aqilah, maka onta diambil dari ontanya orang yang wajib
membayarnya.
|
وَمَتَّى
وَجَبَتِ الْإِبِلُ عَلَى قَاتِلٍ أَوْ عَاقِلَةٍ اُخِذَتْ مِنْ إِبِلِ مَنْ وَجَبَتْ
عَلَيْهِ
|
Jika ia
tidak memiliki onta, maka diambilkan dari onta yang paling banyak di kota
orang yang hidup di perkotaan, atau pedukuan orang yang hidup di pedesaan.
|
وَإِنْ لَمْ
يَكُنْ لَهُ إِبِلٌ فَتُؤْخَذُ مِنْ غَالِبِ إِبِلِ بَلْدَةِ بَلَدِيٍّ أَوْ قَبِيْلَةِ
بَدَوِيٍّ
|
Jika di
kota atau desa tersebut tidak ada onta, maka diambilkan dari onta yang paling
banyak di kota atau desa yang paling dekat dengan tempat orang yang wajib
membayar diyat.
|
فَإِنْ لَمْ
يَكُنْ فِيْ الْبَلْدَةِ أَوِ الْقَبِيْلَةِ إِبِلٌ فَتُؤْخَذُ مِنْ غَالِبِ إِبِلِ
أَقْرَبِ الْبِلَادِ أَوِ الْقَبَائِلِ إِلَى مَوْضِعِ الْمُؤَدِّيْ
|
Kemudian,
ketika tidak ada onta, maka ia beralih mengeluarkan uang seharga onta
tersebut.
|
(فَإِنْ عُدِمَتِ الْإِبِلُ انْتَقَلَ
إِلَى قِيْمَتِهَا)
|
Dalam
redaksi yang laing disebutkan, “jika onta tidak ditemukan, maka beralih mengeluarkan
uang seharga onta tersebut.”
|
وَفِيْ نُسْخَةٍ
أُخْرَى فَإِنِ اعْوَزَتِ الْإِبِلُ انْتَقَلَ إِلَى قِيْمَتِهَا
|
Ini
adalah pendapat di dalam qaul jadid, dan ini adalah pendapat ash shahih.
|
هَذَا مَا
فِيْ الْقَوْلِ الْجَدِيْدِ وَهُوَ الصَّحِيْحُ
|
Ada
satu pendapat di dalam qaul qadim yang mengatakan, “beralih mengeluarkan
seribu dinar, bagi orang yang memiliki emas.
|
(وَقِيْلَ) فِيْ الْقَدِيْمِ (يَنْتَقِلُ
إِلَى أَلْفِ دِيْنَارٍ) فِيْ حَقِّ أَهْلِ الذَّهَبِ
|
Atau
beralih membayar dua belas ribu dirham, bagi orang yang memiliki perak.
|
(أَوْ) يَنْتَقِلُ إِلَى (اثْنَيْ
عَشَرَ أَلْفِ دِرْهَمٍ) فِيْ حَقِّ أَهْلِ الْفِضَّةِ
|
Di
dalam semua yang dijelaskan tersebut baik diyat al mughaladhdhah atau diyat al
mukhaffah.
|
وَسَوَاءٌ
فِيْمَا ذُكِرَ الدِّيَّةُ الْمُغَلَّظَةُ وَ الْمُخَفَّفَةُ
|
Berdasarkan
pendapat qaul qadim, jika diyat tersebut diberatkan / mughaladhdhah, maka ditambah sepertiga dari jumlah semuanya.
|
(وَ إِنْ غُلِّظَتْ) عَلَى الْقَدِيْمِ
(زِيْدَ عَلَيْهَا الثُّلُثُ) أَيْ قَدْرُهُ
|
Sehingga,
dalam permasalahan dinar, harus membayar seribu tiga ratus tiga puluh tiga
lebih sepertiga dinar.
|
فَفِيْ الدَّنَانِيْرِ
أَلْفٌ وَثَلَثُ مِائَةٍ وَثَلَاثَةٌ وَثَلَاثُوْنَ دِيْنَارًا وَثُلُثُ دِيْنَارٍ
|
Dan di
dalam permasalahan perak, harus membayar enam belas ribu dirham.
|
وَفِيْ الْفِضَّةِ
سِتَّةَ عَشَرَ أَلْفَ دِرْهَمٍ.
|
Diyyat
Khatha’ Yang Mughaladhah
Diyat
pembunuhan khatha’ menjadi berat / mughaladhdhah di dalam tiga tempat.
|
(وَتُغَلَّظُ دِيَّةُ الْخَطَإِ
فِيْ ثَلَاثَةِ مَوَاضِعَ)
|
Salah
satunya, ketika membunuh di tanah Haram, maksudnya tanah Haram Makkah.
|
أَحَدُهَا
(إِذَا قَتَلَ فِيْ الْحَرَمِ) أَيْ حَرَمِ مَكَّةَ
|
Adapun
pembunuhan yang dilakukan di tanah Haram Madinah, atau membunuh saat
melaksanakan ihram, maka tidak sampai memberatkan diyat menurut pendapat al
ashah.
|
أَمَّا الْقَتْلُ
فِيْ حَرَمِ الْمَدِيْنَةِ أَوِ الْقَتْلِ فِيْ حَالِ الْإِحْرَامِ فَلَا تَغْلِيْظَ
فِيْهِ عَلَى الْأَصَحِّ
|
Yang
kedua dijelaskan di dalam perkataan mushannif,
|
وَالثَّانِيْ
مَذْكُوْرٌ فِيْ قَوْلِ الْمُصَنِّفِ
|
Atau membunuh
di bulan-bulan Haram, maksudnya bulan Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram, dan
Rajab.
|
(أَوْ قَتَلَ فِيْ الْأَشْهُرِ
الْحَرَمِ) أَيْ ذِيْ الْقَعْدَةِ وَذِيْ الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمِ وَرَجَبَ
|
Yang
ketiga disebutkan di dalam perkataan mushannif,
|
وَالثَّالِثُ
مَذْكُوْرٌ فِيْ قَوْلِهِ
|
Atau
membunuh kerabat sendiri yang masih memiliki ikatan mahram. Lafadz “mahram”
dengan membaca sukun huruf ha’nya yang tidak diberi titik.
|
(أَوْ قَتَلَ) قَرِيْبًا لَهُ (ذَا
رَحِمٍ مَحْرَمٍ) بِسُكُوْنِ الْمُهْمَلَةِ
|
Sehingga,
jika kerabat yang dibunuh tersebut bukan mahramnya, maka tidak sampai
memberatkan diyat.
|
فَإِنْ لَمْ
يَكُنِ الْرَحِمُ مَحْرَمًا لَهُ كَبِنْتِ الْعَمِّ فَلَا تَغْلِيْظَ فِيْ قَتْلِهَا
|
Diyyatnya
Wanita & Khuntsa
Diyat
melukai wanita dan khuntsa musykil adalah separuh dari diyat melukai
laki-laki, baik membunuh atau melukai saja.
|
(وَدِيَّةُ الْمَرْأَةِ) وَالْخُنْثَى
الْمُشْكِلِ (عَلَى النِّصْفِ مِنْ دِيَّةِ الرَّجُلِ) نَفْسًا وَجَرْحًا
|
Sehingga,
di dalam diyatnya wanita merdeka yang muslim dalam permasalahan membunuh
secara sengaja atau syibih ‘amdin
adalah lima puluh ekor onta -yang dibagi menjadi tiga-. Lima belas onta hiqqah, lima belas onta jadz’ah dan dua puluh onta khalifah yang sedang mengandung.
|
فَفِيْ دِيَّةِ
حُرَّةٍ مُسْلِمَةٍ فِيْ قَتْلِ عَمْدٍ أَوْ شُبْهَةِ عَمْدٍ خَمْسُوْنَ مِنَ الْإِبِلِ
خَمْسَةَ عَشَرَ حِقَّةً وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَذْعَةً وَعِشْرُوْنَ خَلِفَةً إِبِلًا
حَوَامِلَ
|
Dan di
dalam membunuh khatha’, wajib membayar sepuluh ekor
onta bintu makhadl, sepuluh ekor
onta bintu labun, sepuluh ekor ibn labun, sepuluh ekor onta hiqqah dan sepuluh ekor onta jadz’ah.
|
وَفِيْ قَتْلِ
خَطَإٍ عَشْرُ بَنَاتِ مَخَاضٍ وَعَشْرُ بَنَاتِ لَبُوْنٍ وَعَشْرُ بَنِيْ لَبُوْنٍ
وَعَشْرُ حِقَاقٍ وَعَشْرُ جَذَاعٍ
|
Diyyat
Orang Kafir
Diyatnya
orang yahudi, nasrani, kafir musta’man, dan kafir mu’ahad adalah sepertiga
diyatnya orang islam, baik membunuh atau melukai saja.
|
(وَدِيَّةُ الْيَهُوْدِ وَالنَّصْرَانِيِّ)
وَالْمُسْتَأْمَنِ وَالْمُعَاهَدِ (ثُلُثُ دِيَّةِ الْمُسْلِمِ) نَفْسًا وَجَرْحًا
|
Adapun
orang majusi, maka diyatnya adalah dua
sepertiga sepersepuluhnya diyat orang muslim.
|
(وَأَمَّا المَجُوْسِيُّ فَفِيْهِ
ثُلُثَا عُشُرِ دِيَّةِ الْمُسْلِمِ)
|
Ungkapan
yang lebih ringkas daripada ini adalah sepertiga seperlima diyatnya orang
muslim.
|
وَأَحْصَرُ مِنْهُ
ثُلُثُ خُمُسِ دِيَّةِ الْمُسْلِمِ
|
Diyyat
Melukai
Wajib
membayar diyat nafsi secara sempurna, dan sudah dijelaskan bahwa sesungguhnya
diyat tersebut adalah seratus onta, di dalam kasus memotong masing-masing
dari kedua tangan dan kedua kaki.
|
(وَتُكَمَّلُ دِيَّةُ النَّفْسِ)
وَسَبَقَ أَنَّهَا مِائَةٌ مِنَ الْإِبِلِ (فِيْ قَطْعِ) كُلٍّ مِنَ (الْيَدَّيْنِ
وَالرِّجْلَيْنِ)
|
Sehingga
di dalam setiap satu tangan atau kaki, wajib membayar lima puluh onta. Dan di
dalam kasus memotong dua tangan atau kaki, wajib membayar seratus onta.
|
فَيَجِبُ
فِيْ كُلِّ يَدٍّ أَوْ رِجْلٍ خَمْسُوْنَ مِنَ الْإِبِلِ وَفِيْ قَطْعِهِمَا مِائَةٌ
مِنَ الْإِبِلِ
|
Wajib
membayar diyat secara utuh di dalam kasus hidung, maksudnya memotong bagian
hidung yang lentur, yaitu janur hidung.
|
(وَ) تُكَمَّلُ الدِّيَّةُ فِيْ
قَطْعِ (الْأَنْفِ) أَيْ فِيْ قَطْعِ مَا لاَنَ مِنْهُ وَهُوَ الْمَارِنُ
|
Dan di
dalam kasus memotong satu dari kedua bagian tepi janur hidung dan pembatas
dua lubangnya, wajib membayar sepertiga diyat.
|
وَفِيْ قَطْعِ
كُلٍّ مِنْ طَرَفَيْهِ وَالْحَاجِزِ ثُلُثُ دِيَّةٍ
|
Wajib
membayar diyat secara utuh/ sempurna di dalam kasus memotong atau mencabut
kedua telinga yang tidak sampai menampakkan tulang yang berada di baliknya.
|
(وَ) تُكَمَّلُ الدِّيَّةُ فِيْ
قَطْعِ (الْأُذُنَيْنِ) أَوْ قَلْعِهِمَا بِغَيْرِ إِيْضَاحٍ
|
Jika
pencabutan keduanya sampai menyebabkan terlihatnya bagian tulang di baliknya,
maka juga wajib membayar ursyu-nya
(ganti rugi hal itu).
|
فَإِنْ حَصَلَ
مَعَ قَلْعِهِمَا إِيْضَاحٌ وَجَبَ أُرْشُهُ
|
Di
dalam memotong satu daun telinga, wajib membayar separuh diyat.
|
وَفِيْ كُلِّ
أُذُنٍ نِصْفُ دِيَّةٍ
|
Penjelasan
di atas tidak ada bedanya antara telinga orang yang bisa mendengar atau
bukan.
|
وَلَا فَرْقَ
فِيْمَا ذُكِرَ بَيْنَ أُذُنِ السَّمِيْعِ وَغَيْرِهِ
|
Seandainya
kedua telinga tidak bisa digerakkan lagi sebab dilukai, maka keduanya berhak
mendapatkan ganti rugi diyat.
|
وَلَوْ أَيْبَسَ
الْأُذُنَيْنِ بِجِنَايَةٍ عَلَيْهِمَا فَفِيْهِمَا دِيَّةٌ
|
-wajib
membayar diyat secara utuh- di dalam kasus kedua mata. Dalam kasus melukai
salah satunya, wajib membayar separuh diyat.
|
(وَالْعَيْنَيْنِ) وَفِيْ كُلٍّ
مِنْهُمَا نِصْفُ دِيَّةٍ
|
Dalam
hal itu baik matanya orang yang juling, yang tidak bisa melihat salah satu
matanya, atau yang selalu berair.
|
وَسَوَاءٌ
فِيْ ذَلِكَ عَيْنُ أَحْوَلَ أَوْ اَعْوَرَ أَوْ أَعْمَشَ
|
Dan
wajib membayar -diyat secara utuh- di dalam kasus kelopak mata yang berjumlah
empat buah. Masing-masing dari ke empatnya berhak mendapatkan ganti rugi
seperempat diyat.
|
(وَ) فِيْ (الْجُفُوْنِ الْأَرْبَعَةِ)
فِيْ كُلِّ جُفْنٍ مِنْهَا رُبُعُ دِيَّةٍ
|
Dan
wajib membayar -diyat secara utuh- dalam kasus lidah yang bisa bicara dan
sehat perasanya, walaupun lidahnya orang yang gagap dan orang yang tidak
jelas kata-katanya.
|
(وَاللِّسَانِ) النَّاطِقِ سَلِيْمِ
الذَّوْقِ وَلَوْ كَانَ اللِّسَانُ لِأَلْثَغَ وَ أَرَتَّ
|
Dan
wajib membayar -diyat secara utuh- dalam kasus kedua bibir. Di dalam kasus
memotong salah satunya, wajib membayar separuh diyat.
|
(وَالشَّفَتَيْنِ) وَفِيْ قَطْعِ
إِحْدَاهُمَا نِصْفُ دِيَّةٍ.
|
Dan
wajib membayar -diyat secara utuh- dalam kasus hilangnya kemampuan bicara
seluruhnya. Dan di dalam kasus hilangnya kemampuan bicara sebagian saja,
wajib membayar diyat sesuai dengan prosentase yang hilang.
|
(وَذِهَابِ الْكَلَامِ) كُلِّهِ
وَفِيْ ذِهَابِ بَعْضِهِ بِقِسْطِهِ مِنَ الدِّيَّةِ
|
Huruf
yang menjadi tolak ukur pembagian diyat sebanyak dua puluh delapan huruf di
dalam bahasa arab.
|
وَالْحُرُوْفُ
الَّتِيْ تُوَزَّعُ الدِّيَّةُ عَلَيْهَا ثَمَانِيَّةٌ وَعِشْرُوْنَ حَرْفًا فِيْ
لُغَةِ الْعَرَبِ
|
Dan di
dalam kasus hilangnya penglihatan, maksudnya menghilangkan penglihatan dari
kedua mata.
|
(وَذِهَابِ الْبَصَرِ) أَيْ إِذْهَابِهِ
مِنَ الْعَيْنَيْنِ
|
Adapun
menghilangkan penglihatan dari salah satunya, maka wajib membayar separuh
diyat.
|
أَمَّا إِذْهَابُهُ
مِنْ أَحَدِهِمَا فَفِيْهِ نِصْفُ دِيَّةٍ
|
Di
dalam kasus mata, tidak ada perbedaan antara mata yang kecil dan yang besar,
antara mata orang tua dan anak kecil.
|
وَلَا فَرْقَ
فِيْ الْعَيْنِ بَيْنَ صَغِيْرَةٍ وَكَبِيْرَةٍ وَعَيْنِ شَيْخٍ وَطِفْلٍ
|
Dan
wajib membayar -diyat secara utuh- dalam kasus hilangnya pendengaran dari
kedua telinga.
|
(وَذِهَابِ السَّمْعِ) مِنَ الْأُذُنَيْنِ
|
Jika
daya pendengaran kurang dari satu telinga saja, maka telinga tersebut ditutup
dan dibatasi seberapa daya pendengaran telinga yang satunya, maka perbedaan
diantara kedua telinga tersebut wajib diberi ganti rugi dan diambilkan
sebagian dari diyat tersebut dengan mempertimbangkan perbandingan yang hilang
dan yang masih ada.
|
وَإِنْ نَقَصَ
مِنْ أُذُنٍ وَاحِدَةٍ سُدَّتْ وَضُبِطَ مُنْتَهَى سِمَاعِ الْأُخْرَى وَ وَجَبَ
قِسْطُ التَّفَاوُتِ وَاُخِذَ بِنِسْبَتِهِ مِنْ تِلْكَ الدِّيَّةِ
|
Dan
wajib membayar -diyat secara utuh-
dalam kasus hilangnya daya penciuman dari kedua lubang hidung.
|
(وَذِهَابِ الشُّمِّ) مِنَ الْمَنْخَرَيْنِ
|
Jika
daya penciuman berkurang dan kira-kiranya bisa dibatasi, maka wajib membayar
kadar kekurangan tersebut dari sebagian diyat secara utuh. Jika tidak bisa
dibatasi, maka wajib membayar diyat hukumah.
|
وَإِنْ نَقَصَ
الشُّمُّ وَضُبِطَ قَدْرُهُ وَجَبَ قِسْطُهُ مِنَ الدِّيَّةِ وَإِلاَّ فَحُكُوْمَةٌ
|
Dan
wajib membayar -diyat secara utuh- dalam kasus hilangnya akal. Sehingga, jika
akal hilang sebab luka pada kepala dengan bentuk luka yang menetapkan ursy
(ganti rugi) atau diyat hukumah, maka wajib membayar diyat sekaligus
ursy-nya.
|
(وَذِهَابِ الْعَقْلِ) فَإِنْ زَالَ
بِجُرْحٍ عَلَى الرَّأْسِ لَهُ أُرْشٌ مُقَدَّرٌ أَوْ حُكُوْمَةٌ وَجَبَتِ الدِّيَّةُ
مَعَ الْأُرْشِ
|
Dan
wajib membayar -diyat secara utuh-
dalam kasus penis yang masih berfungsi, walaupun penisnya anak kecil,
lansia dan lelaki imponten.
|
(وَالذَّكَرِ) السَّلِيْمِ وَلَوْ
ذَكَرَ صَغِيْرٍ وَشَيْخٍ وَعَنِيْنٍ
|
Memotong
hasyafah sama seperti memotong
penis. Sehingga wajib membayar diyat secara utuh sebab hanya memotong
hasyafah saja.
|
وَقَطْعُ
الْحَشَفَةِ كَالذَّكَرِ فَفِيْ قَطْعِهَا وَحْدَهَا دِيَّةٌ
|
Dan
wajib membayar -diyat secara utuh-
dalam kasus kedua pelir, walaupun miliknya lelaki impoten dan orang
yang dipotong penisnya.
|
(وَالْأُنْثَيَيْنِ) أَيِ الْبِيْضَتَيْنِ
وَلَوْ مِنْ عَنِيْنٍ وَمَجْبُوْبٍ
|
Wajib
membayar separuh diyat sebab memotong salah satu dari keduanya.
|
وَفِيْ قَطْعِ
إِحْدَاهُمَا نِصْفُ دِيَّةٍ.
|
Wajib
membayar lima onta di dalam kasus mudlihah
terhadap lelaki muslim yang merdeka, dan dalam kasus giginya.
|
(وَفِيْ الْمُوْضِحَةِ) مِنَ الذَّكَرِ الْحُرِّ الْمُسْلِمِ (وَ) فِيْ (السِّنِّ) مِنْهُ (خَمْسٌ
مِنَ الْإِبِلِ
|
Dan
wajib membayar hukumah di dalam
kasus menghilangkan setiap anggota yang tidak memiliki manfaat.
|
وَفِيْ) إِذْهَابِ
(كُلِّ عُضْوٍ لَامَنْفَعَةَ فِيْهِ حُكُوْمَةٌ)
|
Hukumah adalah bagian dari diyat,
yang mana nisbat bagian tersebut pada diyatnya nyawa adalah nisbat kurangnya
harga korban yang dilukai seandainya ia adalah seorang budak dengan
sifat-sifat yang ia miliki.
|
وَهِيَ جُزْءٌ
مِنَ الدِّيَّةِ نِسْبَتُهُ إِلَى دِيَّةِ النَّفْسِ نِسْبَةُ نَقْصِهَا أَيِ الْجِنَايَةِ
مِنْ قِيْمَةِ الْمَجْنِيِّ عَلَيْهِ لَوْكَانَ رَقِيْقًا بِصِفَاتِهِ الَّتِيْ هُوَ
عَلَيْهَا
|
Sehingga,
seandainya harga korban sebelum dilukai tangannya semisal sepuluh, dan
setelah dilukai menjadi sembilan, maka kurangnya adalah sepersepuluh,
sehingga wajib membayar sepersepuluh dari diyatnya nyawa secara utuh.
|
فَلَوْ كَانَتْ قِيْمَةُ الْمَجْنِيِّ عَلَيْهِ بِلَا جِنَايَةٍ عَلَى يَدِّهِ مَثَلًا
عَشْرَةٌ وَبِهَا تِسْعَةٌ فَالنَّقْصُ عُشُرٌ فَيَجِبُ عُشُرُ دِيَّةِ النَّفْسِ
|
Diyyatnya
Budak
Diyat
seorang budak laki-laki yang dilindungi adalah harga budak tersebut, begitu
juga diyat budak perempuan, walaupun harga keduanya lebih dari diyatnya orang
merdeka.
|
(وَدِيَّةُ الْعَبْدِ) الْمَعْصُوْمِ
(قِيْمَتُهُ) وَالْأَمَّةُ كَذَلِكَ وَلَوْ زَادَتْ قِيْمَةُ كُلٍّ مِنْهُمَا عَلَى
دِيَّةِ الْحُرِّ
|
Seandainya
penis dan kedua pelir seorang hamba dipotong, maka wajib mengganti dua harga
menurut pendapat al adhhar.
|
وَلَوْ قُطِعَ
ذَكَرُ عَبْدٍ وَأُنْثَيَاهُ وَجَبَتْ قِيْمَتَانِ فِيْ الْأَظْهَرِ.
|
Diyyat
Janin
Diyat
janin merdeka yang berstatus islam karena mengikut pada salah satu kedua
orang tuanya, jika ibunya adalah wanita yang terjaga saat terjadinya kasus,
adalah ghurrah, maksudnya satu
orang budak, laki-laki atau perempuan, yang bebas dari cacat yang parah.
|
(وَدِيَّةُ الْجَنِيْنِ الْحُرِّ)
الْمُسْلِمِ تَبْعًا لِأَحَدِ أَبَوَيْهِ إِنْ كَانَتْ أُمُّهُ مَعْصُوْمَةً حَالَ
الْجِنَايَةِ (غُرَّةٌ) أَيْ نَسِمَةُ مِنَ الرَّقِيْقِ (عَبْدٌ أَوْ أَمَّةٌ) سَلِيْمٌ
مِنْ عَيْبٍ شَنِيْعٍ
|
Budak
tersebut disyaratkan harus mencapai separuh sepersepuluhnya diyat secara
utuh.
|
وَيُشْتَرَطُ
بُلُوْغُ الْغُرَّةِ نِصْفَ عُشُرِ الدِّيَّةِ
|
Kemudian,
jika tidak ada budak, maka wajib membayar gantinya yaitu lima ekor onta.
|
فَإِنْ فُقِدَتِ
الْغُرَّةُ وَجَبَ بَدَلُهَا وَهُوَ خَمْسَةُ أَبْعِرَةٍ
|
Budak
tersebut wajib dibayar oleh waris ‘aqilah
si pelaku.
|
وَتَجِبُ
الْغُرَّةُ عَلَى عَاقِلَةِ الْجَانِيْ
|
Diyat
janin yang berstatus budak adalah sepersepuluh dari harga ibunya di hari saat
sang ibu dilukai.
|
(وَدِيَّةُ الْجَنِيْنِ الرَّقِيْقِ
عُشُرُ قِيْمَةِ أُمِّهِ) يَوْمَ الْجِنَايَةِ عَلَيْهَا
|
Sesuatu
yang wajib dibayarkan menjadi milik majikan si ibu.
|
وَيَكُوْنُ
مَا وَجَبَ لِسَيِّدِهَا
|
Di
dalam kasus janin yang berstatus yahudi atau nasrani, wajib membayar ghurrah dengan ukuran sepertiga dari ghurrah-nya janin muslim, yaitu satu
lebih dua pertiga ekor onta.
|
وَيَجِبُ
فِيْ الْجَنِيْنِ الْيَهُوْدِيِّ أَوِ النَّصْرَانِيِّ غُرَّةٌ كَثُلُثِ غُرَّةِ
مُسلِمٍ وَهُوَ بَعِيْرٌ وَثُلُثَا بَعِيْرٍ
|
(Sumber : Kitab Fathul Qorib)
Baca juga artikel kami lainnya : Sejarah Perkembangan Manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar