Hukum
jihad Di masa Rasulullah Saw setelah hijrah adalah fardlu kifayah.
|
وَكَانَ الْأَمْرُ
بِهِ فِيْ عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ الْهِجْرَةِ
فَرْضَ كِفَايَةٍ
|
Keadaan
Orang Kafir
Sedangkan
setelah masa beliau, maka kaum kafir memiliki dua keadaan.
|
وَ أَمَّا
بَعْدَهُ فَلِلْكُفَّارِ حَالَانِ
|
Salah
satunya adalah mereka berada di daerahnya sendiri. Maka hukum jihad adalah
fardlu kifayah bagi kaum muslimin di dalam setiap tahun.
|
أَحَدُهُمَا
أَنْ يَكُوْنُوْا بِبِلَادِهِمْ فَالْجِهَادُ فَرْضُ كِفَايَةٍ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ
فِيْ كُلِّ سَنَةٍ
|
Sehingga,
ketika sudah ada orang yang melakukannya dan ia bisa mencukupi, maka hukum
dosa gugur dari yang lainnya.
|
فَإِذَا فَعَلَهُ
مَنْ فِيْهِ كِفَايَةٌ سَقَطَ الْحَرَجُ عَنِ الْبَاقِيْنَ
|
Kedua,
orang-orang kafir masuk ke salah satu daerah kaum muslimin, atau mereka
berada di dekat daerah tersebut, maka ketika demikian, hukum jihad adalah
fardlu ‘ain bagi kaum muslimin.
|
وَالثَّانِيْ
أَنْ يَدْخُلَ الْكُفَّارُ بَلْدَةً مِنْ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ أَوْ يَنْزِلُوْا
قَرِيْبًا مِنْهَا فَالْجِهَادُ حِيْنَئِذٍ فَرْضُ عَيْنٍ عَلَيْهِمْ
|
Sehingga,
bagi penduduk daerah tersebut wajib menolak kaum kafir dengan apapun yang
mereka bisa.
|
فَيَلْزَمُ
أَهْلَ ذَلِكَ الْبَلَدِ الدَّفْعُ لِلْكُفَّارِ بِمَا يُمْكِنُ مِنْهُمْ
|
Syarat-Syarat
Jihad
Syarat
wajibnya jihad ada tujuh perkara.
|
(وَشَرَائِطُ وُجُوْبِ الْجِهَادِ
سَبْعُ خِصَالٍ)
|
Pertama
adalah islam, sehingga tidak wajib jihad bagi orang kafir.
|
أَحَدُهَا
(الْإِسْلَامُ) فَلَا جِهَادَ عَلَى كَافِرٍ
|
Yang
kedua adalah baligh, sehingga tidak wajib jihad bagi anak kecil.
|
(وَ) الثَّانِيْ (الْبُلُوْغُ)
فَلَا جِهَادَ عَلَى صَبِيٍّ
|
Yang
ketiga adalah berakal, sehingga tidak wajib jihad bagi orang gila.
|
(وَ) الثَّالِثُ (الْعَقْلُ) فَلَا
جِهَادَ عَلَى مَجْنُوْنٍ
|
Yang ke empat adalah merdeka, sehingga tidak wajib jihad bagi
seorang budak walaupun majikannya memerintahkan, dan walaupun dia adalah
budak muba’adl. Dan tidak wajib pula bagi budak mudabbar dan budak mukatab.
|
(وَ) الرَّابِعُ (الْحُرِّيَّةُ)
فَلَا جِهَادَ عَلَى رَقِيْقٍ وَلَوْ أَمَرَ سَيِّدُهُ وَلَوْ مُبَعَّضًا وَلَا مُدَبَّرًا وَلَا مُكَاتَباً
|
Yang
kelima adalah laki-laki, sehingga tidak wajib jihad bagi orang perempuan dan
khuntsa musykil.
|
(وَ) الْخَامِسُ ( الذُّكُوْرِيَّةُ)
فَلَا جِهَادَ عَلَى امْرَأَةٍ وَخُنْثًى مُشْكِلٍ
|
Yang ke
enam adalah sehat, sehingga tidak wajib jihad bagi orang yang sakit yang menghalanginya
untuk berperang dan naik kendaraan kecuali dengan menanggung kesulitan yang
berat seperti demam yang terus menerus.
|
(وَ) السَّادِسُ (الصِّحَّةُ) فَلَا
جِهَادَ عَلَى مَرِيْضٍ بِمَرَضٍ يَمْنَعُهُ عَنْ قِتَالٍ وَرُكُوْبٍ إِلَّا بِمَشَقَّةٍ شَدِيْدَةٍ كَحُمًى مُطْبِقَةٍ
|
Yang ke
tujuh adalah mampu berperang sehingga tidak wajib jihad bagi semisal orang
yang tangannya terpotong, dan tidak wajib bagi orang yang tidak menemukan /
memiliki bekal berperang seperti senjata, kendaraan dan nafaqah.
|
(وَ) السَّابِعُ (الطَّاقَةُ) عَلَى
الْقِتَالِ (فَلَا جِهَادَ عَلَى أَقْطَعِ يَدٍّ مَثَلًا وَلَا عَلَى مَنْ عَدِمَ
اُهْبَةَ الْقِتَالِ كَسِلَاحٍ وَمَرْكُوْبٍ وَنَفَقَةٍ
|
Macam-Macam
Tawanan
Tawanan
dari pihak kaum kafir ada dua kelompok
:
|
(وَمَنْ أُسِرَ مِنَ الْكُفَّارِ
فَعَلَى ضَرْبَيْنِ
|
Satu
kelompok adalah kelompok yang tidak ada hak bagi imam untuk memilih
kebijakan, bahkan mereka langsung menjadi budak dengan penawanan tersebut.
Dalam sebagian redaksi menggunakan lafadz “yashiru” sebagai ganti dari lafadz
“yakunu”.
|
ضَرْبٍ) لَا
تَخْيِيْرَ فِيْهِ لِلْإِمَامِ بَلْ (يَكُوْنُ) وَفِي بَعْضِ النُّسَخِ بَدَلَ يَكُوْنُ
يَصِيْرُ (رَقِيْقًا بِنَفْسِ السَّبْيِ) أَيِ الْأَخْذِ
|
Mereka
adalah anak-anak kecil dan para wanita, maksudnya anak-anak kecil dan para
wanita dari pihak kaum kafir.
|
(وَهُمُ الصِّبْيَانُ وَالنِّسَاءُ)
أَيْ صِبْيَانُ الْكُفَّارِ وَنِسَاؤُهُمْ
|
Kaum
khuntsa dan orang-orang gila disamakan dengan mereka.
|
وَيُلْحَقُ
بِمَا ذُكِرَ الْخُنَاثَى
وَالْمَجَانِيْنُ
|
Dengan
keterangan “pihak kaum kafir”, mengecualikan para wanitanya kaum muslimin.
Karena sesungguhnya penawanan tidak bisa diberlakukan pada kaum muslimin.
|
وَخَرَجَ
بِالْكُفَّارِ نِسَاءُ الْمُسْلِمِيْنَ لِأَنَّ الْأَسْرَ لَا يُتَصَوَّرُ فِيْ الْمُسْلِمِيْنَ
|
Dan
satu kelompok adalah kelompok yang tidak langsung menjadi budak dengan
penawanan tersebut.
|
(وَضَرْبٍ لَا يُرَقُّ بِنَفْسِ
السَّبْيِ
|
Mereka
adalah orang-orang kafir asli yang laki-laki, baligh, merdeka dan berakal.
|
وَهُمُ) الْكُفَّارُ
الْأَصْلِيُّوْنَ (الرِّجَالُ الْبَالِغُوْنَ) الْأَحْرَارُ الْعَاقِلُوْنَ.
|
Bagi
imam diperkenankan memilih kebijakan pada mereka di antara empat perkara :
|
(وَالْإِمَامُ مُخَيَّرٌ فِيْهِمْ
بَيْنَ أَرْبَعَةِ أَشْيَاءَ)
|
Salah
satunya adalah membunuh dengan memenggal leher tidak dengan membakar dan
menenggelamkan semisal.
|
أَحَدُهَا
(الْقَتْلُ) بِضَرْبِ رَقَبَةٍ لَا بِتَحْرِيْقٍ وَلَا تَغْرِيْقٍ مَثَلًا
|
Yang
kedua adalah menjadikan budak. Hukum mereka setelah dijadikan budak adalah
seperti hukum harta-harta ghanimah.
|
(وَ) الثَّانِيْ (الْاِسْتِرْقَاقُ)
وَحُكْمُهُمْ بَعْدَ الْاِسْتِرْقَاقِ كَبَقِيَّةِ أَمْوَالِ الْغَنِيْمَةِ
|
Yang
ketiga adalah memberi anugerah kepada mereka dengan membebaskan jalan mereka.
|
(وَ) الثَّالِثُ (الْمَنُّ) عَلَيْهِمْ
بِتَخْلِيَّةِ سَبِيْلِهِمْ
|
Yang ke
empat adalah meminta tebusan adakalanya dengan harta atau dengan kaum
laki-laki, maksudnya dengan tawanan dari kaum muslimin.
|
(وَ) الرَّابِعُ (الْفِدْيَةُ)
إِمَّا (بِالْمَالِ أَوْ بِالرِّجَالِ) أَيِ الْأُسْرَى مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
|
Uang
tebusan mereka hukumnya seperti harta rampasan yang lain.
|
وَمَالُ فِدَائِهِمْ
كَبَقِيَّةِ أَمْوَالِ الْغَنِيْمَةِ
|
Satu
orang kafir boleh ditebus dengan satu orang islam atau lebih, dan boleh
beberapa orang kafir ditebus dengan satu orang muslim.
|
وَيَجُوْزُ
أَنْ يُفَادَى مُشْرِكٌ وَاحِدٌ بِمُسْلِمٍ أَوْ أَكْثَرَ وَمُشْرِكُوْنَ بِمُسْلِمٍ
|
Dari
semua itu, sang imam melakukan apa yang mendatangkan kemaslahatan pada kaum
muslimin.
|
(يَفْعَلُ) الْإِمَامُ (مِنْ ذَلِكَ
مَا فِيْهِ الْمَصْلَحَةُ) لِلْمُسْلِمِيْنَ
|
Sehingga,
jika yang lebih bermanfaat masih samar bagi sang imam, maka ia menahan para
tawanan tersebut hingga jelas baginya mana yang paling bermanfaat kemudian ia
lakukan.
|
فَإِنْ خَفِيَ
عَلَيْهِ الْأَحَظُّ حَبَسَهُمْ حَتَّى يَظْهَرَ لَهُ الْأَحَظُّ فَيَفْعَلُهُ
|
Dengan
keterangan saya di depan “kafir asli”, mengecualikan pasukan kafir yang tidak
asli seperti orang-orang murtad, maka sang imam menuntut mereka agar masuk
islam. Sehingga, jika mereka tidak mau melakukannya, maka sang imam
membunuhnya.
|
وَخَرَجَ
بِقَوْلِنَا سَابِقًا الْأَصْلِيُّوْنَ الْكُفَّارُ غَيْرُ الْأَصْلِيِّيْنَ كَالْمُرْتَدِّيْنَ
فَيُطَالِبُهُمُ الْإِمَامُ بِالْإِسْلَامِ فَإِنِ امْتَنَعُوْا قَتَلَهُمْ
|
|
|
Barang
siapa dari pihak kafir yang telah masuk islam sebelum tertangkap, maksudnya
tertangkap oleh imam, maka harta, nyawa, dan anak-anak kecil mereka harus
dijaga dari penawanan.
|
(وَمَنْ أَسْلَمَ) مِنَ الْكُفَّارِ
(قَبْلَ الْأَسْرِ) أَيْ أَسْرِ الْإِمَامِ لَهُ (أُحْرِزَ مَالُهُ وَدَمُّهُ وَصِغَارُ
أَوْلَادِهِ) عَنِ السَّبْيِ
|
Anak-anak
kecil tersebut dihukumi islam sebab islamnya orang tua mereka karena mengikut
padanya, berbeda dengan anak-anak mereka yang sudah baligh, maka status islam
orang tua mereka tidak bisa melindungi mereka.
|
وَحُكِمَ
بِإِسْلَامِهِمْ تَبْعًا لَهُ بِخِلَافِ الْبَالِغِيْنَ مِنْ أَوْلَادِهِ فَلَا يَعْصِمُهُمْ
إِسْلَامُ أَبِيْهِمْ
|
Islamnya
kakek juga bisa melindungi cucu mereka yang masih kecil.
|
وَإِسْلَامُ
الْجَدِّ يَعْصِمُ أَيْضًا الْوَلَدَ الصَّغِيْرَ
|
Islamnya
laki-laki kafir tidak bisa melindungi istrrinya dari hak untuk dijadikan
sebagai budak walaupun istrinya tersebut dalam keadaan hamil.
|
وَإِسْلَامُ
الْكَافِرِ لَا يَعْصِمُ زَوْجَتَهُ عَنِ اسْتِرْقَاقِهَا وَلَوْ كَانَتْ حَامِلاً
|
Sehingga,
ketika sang istri menjadi budak, maka status pernikahannya menjadi terputus
seketika.
|
فَإِنِ اسْتَرَقَّتْ
انْقَطَعَ نِكَاحُهُ فِيْ الْحَالِ.
|
Anak
Kecil Hukumnya Islam
Anak
kecil dihukumi islam ketika wujud tiga sebab.
|
(وَ يُحْكَمُ لِلصَّبْيِ بِالْإِسْلَامِ
عِنْدَ وُجُوْدِ ثَلَاثَةِ أَسْبَابٍ)
|
Salah
satunya adalah salah satu dari kedua orang tuanya masuk islam, maka anak
tersebut dihukumi islam karena mengikut pada orang tuanya.
|
أَحَدُهَا
(أَنْ يُسْلِمَ أَحَدُ أَبَوَيْهِ) فَيُحْكَمُ بِإِسْلَامِهِ تَبْعًا لَهُمَا
|
Adapun
anak yang baligh dalam keadaan gila, atau baligh dalam keadaan berakal namun
kemudian gila, maka ia seperti anak kecil.
|
وَأَمَّا
مَنْ بَلَغَ مَجْنُوْنًا أَوْ بَلَغَ عَاقِلًا ثُمَّ جُنَّ فَكَالصَّبِيِّ
|
Sebab
kedua disebutkan di dalam perkataan mushannif, “atau anak kecil tersebut ditawan oleh orang islam ketikaa ia tidak
bersamaan dengan kedua orang tuanya.”
|
وَالسَّبَبُ
الثَّانِيْ مَذْكُوْرٌ فِيْ قَوْلِهِ (أَوْ يَسْبِيْهِ مُسْلِمٌ) حَالَ كَوْنِ الصَّبِيِّ
(مُنْفَرِدًا عَنْ أَبَوَيْهِ)
|
Sehingga,
jika anak kecil tersebut ditawan bersama dengan salah satu kedua orang
tuanya, maka sang anak tidak mengikuti agama orang yang menawannya.
|
فَإِنْ سُبِيَّ
الصَّبِيُّ مَعَ أَحَدِ أَبَوَيْهِ فَلَا يَتْبَعُ الصَّبِيٌّ السَّابِيَ لَهُ
|
Maksud
dari keberadaan sang anak bersama dengan salah satu dari kedua orang tuanya
adalah mereka berada dalam satu pasukan dan ghanimah yang satu juga, tidak
harus orang yang memiliki keduanya adalah orang satu.
|
وَمَعْنَى
كَوْنِهِ مَعَ أَحَدِ أَبَوَيْهِ أَنْ يَكُوْنَا فِيْ جَيْشٍ وَاحِدٍ وَغَنِيْمَةٍ
وَاحِدَةٍ لَا أَنَّ مَالِكَهُمَا يَكُوْنَ وَاحِدًا
|
Seandainya
anak kecil tersebut ditawan oleh orang kafir dzimmi dan ia membawa anak
tersebut ke daerah islam, maka sang anak tidak dihukumi islam menurut
pendapat al ashah.
|
وَلَوْسَبَّاهُ
ذِمِّيٌ وَحَمَلَهُ إِلَى دَارِ الْإِسْلَامِ لَمْ يُحْكَمْ بِإِسْلَامِهِ فِيْ الْأَصَحِّ
|
Bahkan
anak tersebut mengikuti agama orang yang menawannya.
|
بَلْ هُوَ
عَلَى دِيْنِ السَّابِيْ لَهُ
|
Sebab
yang ketiga disebutkan di dalam perkataan mushannif, “atau anak kecil yang
ditemukan terlantar di daerah islam, walaupun di sana ada penduduk kafir
dzimmi. Maka sesungguhnya anak tersebut adalah islam.”
|
وَالسَّبَبُ
الثَّالِثُ مَذْكُوْرٌ فِيْ قَوْلِهِ (أَوْ يُوْجَدُ) أَيِ الصَّبِيُّ (لَقِيْطًا
فِيْ دَارِ الْإِسْلَامِ) وَإِنْ كَانَ فِيْهَا أَهْلُ ذِمَّةٍ فَإِنَّهُ يَكُوْنَ
مُسْلِمًا
|
Begitu
juga -hukumnya islam- seandainya anak kecil tersebut ditemukan terlantar di
daerah kafir dan di sana ada penduduk muslimnya.
|
وَكَذَا لَوْ
وُجِدَ فِيْ دَارِ كُفَّارٍ وَفِيْهَا مُسْلِمٌ.
|
(Sumber : Kitab Fathul Qorib)
Baca juga artikel kami lainnya : Sifat Hakekat Manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar