(Fasal)
menjelaskan hukum-hukum at tadbir.
|
(فَصْلٌ) فِيْ أَحْكَامِ (التَّدْبِيْرِ)
|
At
tadbir secara bahasa adalah melihat pada akhir dari perkara-perkara. Dan
secara syara’ adalah memerdekakan setelah meninggal dunia.
|
وَهُوَ لُغَةً
النَّظَرُ فِيْ عَوَاقِبِ الْأُمُوْرِ وَشَرْعًا عِتْقٌ عَنْ دُبُرِ الْحَيَاةِ
|
Mushannif
menjelaskannya dengan perkataan beliau, “barang siapa, maksudnya majikan
ketika berkata pada budaknya seumpama, ‘ketika
aku meninggal dunia, maka engkau mendeka,’ maka budak tersebut adalah
budak mudabbar.
|
وَذَكَرَهُ
الْمُصَنِّفُ بِقَوْلِهِ (وَمَنْ) أَيْ وَالسَّيِّدُ إِذَا (قَالَ لِعَبْدِهِ) مَثَلًا
(إِذَا مُتُّ) أَنَا (فَأَنْتَ حُرٌّ فَهُوَ) أَيِ الْعَبْدُ (مُدَبَّرٌ
|
Yang
akan merdeka setelah wafatnya sang majikan dari sepertiganya, maksudnya
sepertiga harta sang majikan, jika seluruh bagian budak tersebut masuk dalam
hitungan dari sepertiga.
|
يَعْتِقُ
بَعْدَ وَفَاتِهِ) أَيِ السَّيِّدِ (مِنْ ثُلُثِهِ) أَيْ ثُلُثِ مَالِهِ إِنْ خَرَجَ
كُلُّهُ مِنَ الثُّلُثِ
|
Jika
tidak termasuk, maka yang merdeka adalah sebagian yang masuk dalam hitungan
sepertiga jika memang ahli waris tidak mengizini semuanya.
|
وَ إِلَّا
عَتَقَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَا يَخْرُجُ مِنَ الثُّلُثِ إِنْ لَمْ تُجِزِ الْوَرَثَةُ
|
Yang
telah disebutkan oleh mushannif adalah bentuk tadbir yang sharih. Dan di
antaranya adalah ungkapan, “aku
memerdekakanmu setelah aku meninggal dunia.”
|
وَمَا ذَكَرَهُ
الْمُصَنِّفُ هُوَ مِنْ صَرِيْحِ التَّدْبِيْرِ وَمِنْهُ أَعْتَقْتُكَ بَعْدَ مَوْتِيْ
|
Tadbir
juga sah dengan bentuk ungkapan
kinayah yang disertai dengan niat seperti, “aku bebaskan jalanmu setelah aku meninggal dunia.”
|
وَيَصِحُّ
التَّدْبِيْرُ بِالْكِنَايَةِ أَيْضًا مَعَ النِّيَّةِ كَخَلَّيْتُ سَبِيْلَكَ بَعْدَ
مَوْتِيْ
|
Baginya,
maksudnya bagi sang majikan diperkenankan menjual budak mudabbar saat ia
masih hidup dan tadbirnya menjadi batal.
|
(وَيَجُوْزُ لَهُ) أَيِ السَّيِّدِ (أَنْ يَبِيْعَهُ)
أَيِ الْمُدَبَّرَ (فِيْ حَالِ حَيَاتِهِ وَيَبْطُلُ تَدْبِيْرُهُ)
|
Dan
baginya juga diperkenankan mentasharrufkan budak mudabbar tersebut dengan
bentuk pentasharrufan yang bisa menghilangkan kepemilikan seperti hibbah
setelah diterima dan menjadikannya sebagai mas kawin.
|
وَلَهُ أَيْضًا
التَّصَرُّفُ فِيْهِ بِكُلِّ مَا يُزِيْلُ الْمِلْكَ كَهِبَّةٍ بَعْدَ قَبْضِهَا
وَجَعْلِهِ صَدَاقًا
|
Mudabbar
adalah menggantungkan kemerdekaan budak dengan sifat menurut pendapat al
adhhar.
|
وَالتَّدْبِيْرُ
تَعْلِيْقُ عِتْقٍ بِصِفَةٍ فِيْ الْأَظْهَرِ
|
Dan
menurut satu pendapat adalah wasiat kepada si budak untuk merdeka.
|
وَفِيْ قَوْلٍ
وَصِيَةٌ لِلْعَبْدِ بِعِتْقِهِ
|
Sehingga,
menurut pendapat al adhhar, seandainya sang majikan menjual budak mudabbar,
kemudian ia memilikinya lagi, maka status tadbir tidak kembali lagi menurut
pendapat al madzhab.
|
فَعَلَى الْأَظْهَرِ
لَوْ بَاعَهُ السَّيِّدُ ثُمَّ مَلَكَهُ لَمْ يَعُدِ التَّدْبِيْرُ عَلَى الْمَذْهَبِ
|
Budak
mudabbar saat majikannya masih hidup hukumnya adalah budak murni.
|
(وَحُكْمُ الْمُدَبَّرِ فِيْ حَيَاةِ السَّيِّدِ
حُكْمُ الْعَبْدِ الْقِنِّ)
|
Kalau
demikian, hasil dari pekerjaan budak mudabbar adalah milik sang majikan.
|
وَحِيْنَئِذٍ
تَكُوْنُ أَكْسَابُ الْمُدَبَّرِ لِلسَّيِّدِ
|
Jika
budak mudabbar itu dibunuh, maka majikan berhak menerima ganti rugi harganya.
|
وَإِنْ قُتِلَ
الْمُدَبَّرُ فَلِلسَّيِّدِ الْقِيْمَةُ
|
Atau
anggota budak mudabbar tersebut dipotong, maka majikan berhak mendapatkan
ganti ruginya.
|
أَوْ قُطِعَ
الْمُدَبَّرُ فَلِلسَّيِّدِ الْأُرْشُ
|
Dan
status mudabbarnya tetap seperti semula.
|
وَيَبْقَى
التَّدْبِيْرُ بِحَالِهِ
|
Dalam
sebagian redaksi diungkapkan, “budak mudabbar saat majikannya masih hidup
hukumnya adalah budak murni.”
|
وَفِيْ بَعْضِ
النُّسَخِ وَحُكْمُ الْمُدَبَّرِ فِيْ حَيَاةِ سَيِّدِهِ حُكْمُ الْعَبْدِ الْقِنِّ.
|
(Sumber : Kitab Fathul Qorib)
Baca juga artikel kami lainnya : Arti Kafir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar