(Fasal)
menjelaskan hukum-hukum binatang yang dimakan, maksudnya yang halal dimakan
dan yang tidak halal dimakan.
|
(فَصْلٌ) فِيْ أَحْكَامِ (الْأَطْعِمَةِ)
الْحَلَالِ مِنْهَا وَغَيْرِهَا
|
Setiap
binatang yang dianggap enak oleh orang arab, yaitu orang arab yang kaya,
memiliki keluasan dalam harta, tabiat yang selamat dan biasa mengkonsumsi
makanan yang enak.
|
(وَكُلُّ حَيَوَانٍ اسْتَطَابَتْهُ
الْعَرَبُ) الَّذِيْنَ هُمْ أَهْلُ ثَرْوَةٍ وَخَصْبٍ وَطِبَاعٍ سَلِيْمَةٍ وَرَفَاهِيَّةٍ
(فَهُوَ حَلَالٌ
|
Kecuali
binatang yang telah diharamkan oleh syareat, maka untuk binatang ini tidak
dikembalikan pada penilaian mereka.
|
إِلَّا مَا)
أَيْ حَيَوَانٌ (وَرَدَ الشَّرْعُ بِتَحْرِيْمِهِ) فَلَا يَرْجِعُ فِيْهِ لِاسْتِطَابَتِهِمْ
لَهُ
|
Setiap
binatang yang dianggap menjijikkan oleh orang arab, maka hukumnya haram.
|
(وَكُلُّ حَيَوَانٍ اسْتَحْبَثَتْهُ
الْعَرَبُ) أَيْ عَدُّوْهُ خَبِيْثًا (فَهُوَ حَرَامٌ
|
Kecuali
binatang yang telah dihalalkan oleh syareat, maka hukumnya tidak haram.
|
إِلَّا مَا
وَرَدَ الشَّرْعُ بِإِبَاحَتِهِ) فَلَا يَكُوْنُ حَرَامًا
|
Hukumnya
haram binatang yang memiliki taring, maksudnya gigi kuat yang digunakan untuk
menggigit binatang lain seperti harimau dan macan tutul.
|
(وَيَحْرُمُ مِنَ السِّبَاعِ مَا
لَهُ نَابٌ) أَيْ سِنٌّ (قَوِيٌّ يَعْدُوْ بِهِ) عَلَى الْحَيَوَانِ كَأَسَدٍ وَنَمِرَةٍ
|
Hukumnya
haram burung yang memiliki cengkeram, -lafadz “mikhlab”- dengan terbaca
kasrah huruf mimnya dan fathah huruf lamnya, maksudnya kuku kuat yang
digunakan untuk melukai seperti burung elang, rajawali, elang hitam.
|
(وَيَحْرُمُ مِنَ الطُّيُوْرِ مَا
لَهُ مِخْلَبٌ) بِكَسْرِ الْمِيْمِ وَفَتْحِ اللَّامِ أَيْ ظُفْرٌ (قَوِيٌّ يَجْرِحُ
بِهِ) كَصَقْرٍ وَبَازٍ وَشَاهِيْنٍ.
|
Keadaan
Darurat
Bagi
orang yang mudlthar, yaitu orang
yang khawatir terjadi sesuatu yang berbahaya jika tidak makan, saat terdesak,
baik khawatir mati, sakit yang mengkhawatirkan, bertambah sakit, atau
tertinggal rombongan dan ia tidak menemukan makanan halal yang bisa ia makan,
maka baginya halal untuk memakan bangkai dengan ukuran yang cukup untuk
menyelamatkan nyawanya.
|
(وَيَحِلُّ لِلْمُضْطَرِ) وَهُوَ
مَنْ خَافَ عَلَى نَفْسِهِ الْهَلَاكَ مِنْ عَدَمِ الْأَكْلِ (فِي الْمَخْمَصَةِ)
مَوْتًا أَوْ مَرَضًا مَخُوْفًا أَوْ زِيَادَةَ مَرَضٍ أَوِ انْقِطَاعَ رُفْقَةٍ
وَلَمْ يَجِدْ مَا يَأْكُلُهُ حَلَالًا (أَنْ يَأْكُلَ مِنَ الْمَيْتَةِ الْمُحَرَّمَةِ)
عَلَيْهِ (مَا) أَيْ شَيْئًا (يَسُدُّ بِهِ رُمْقَهُ) أَيْ بَقِيَّةَ رُوْحِهِ
|
Kita
memiliki dua bangkai yang halal dimakan, yaitu bangkai ikan dan belalang.
|
(وَلَنَا مَيْتَتَانِ حَلَالَانِ)
وَهُمَا (السَّمَكُ وَالْجَرَادُ
|
Dan
kita memiliki dua darah yang halal dimakan, yaitu jantung dan limpa.
|
(وَ) لَنَا
(دَمَّانِ حَلَالَانِ) وَهُمَا (الْكَبِدُ وَالطِّحَالُ)
|
Pembagian
Binatang
Dari
penjelasan mushannif dan penjelasan di depan, maka diketahui bahwa
sesungguhnya binatang terbagi menjadi tiga,
|
وَقَدْ عُرِفَ
مِنْ كَلَامِ الْمُصَنِّفِ وَ فِيْمَا سَبَقَ أَنَّ الْحَيَوَانَ عَلَى ثَلَاثَةِ
أَقْسَامٍ
|
Salah
satunya adalah binatang yang tidak halal dimakan. Sehingga yang disembelih
ataupun yang berupa bangkai hukumnya sama.
|
أَحَدُهَا
مَا لَا يَأْكُلُ فَذَبِيْحَتُهُ وَمَيْتَتُهُ سَوَاءٌ
|
Yang
kedua adalah binatang yang bisa dimakan, namun tidak bisa halal dimakan
kecuali dengan disembelih secara syar’i.
|
وَالثَّانِيْ
مَا يُؤْكَلُ فَلَا يَحِلُّ إِلَّا بِالتَّذْكِيَّةِ الشَّرْعِيَّةِ
|
Yang ke
tiga adalah binatang yang bangkainya halal untuk dimakan seperti ikan dan
belalang.
|
وَالثَّالِثُ
مَا تَحِلُّ مَيْتَتُهُ كَالسَّمَكِ وَالْجَرَادِ
|
(Sumber : Kitab Fathul Qorib)
Baca juga artikel kami lainnya : Sifat Hakekat Manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar